Bahan Ajar Marguru Sintua (Calon Sintua) di HKBP (Pelajaran 1 s/d 3)
Bahan Ajar Parguru Sintua di Ressort
Pekalongan
Oleh Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min
Pertemuan I : SINTUA DI HKBP
-------------------------------------------------------------------------------
Sintua di HKBP (1)
1. Pengantar
Sintua adalah salah satu bagian pelayan dalam gereja yang
dipilih dari antara jemaat dan diterima menjadi pelayan di gereja. Sesuai
dengan Aturan dan Peraturan HKBP (AP HKBP).
Ada dua jenis pelayan HKBP, yaitu :
(1) Pelayan tahbisan
Pelayan tahbisan dibagai dalam dua kelompok
menurut waktu pelayanan, yaitu :
- Pelayan penuh waktu (full timer)
- Pelayan paruh waktu (non full timer).
Pelayan penuh waktu antara lain Pendeta, Guru Jemaat, Bibelvrouw, dan Diakones.
Pelayan penuh waktu ini ditempatkan menurut Surat Keputusan Penempatan (SK)
oleh Kantor Pusat HKBP yaitu di jemaat, pelayanan umum, dan tempat-tempat
pelayanan HKBP lainnya dan menerima upah dari jemaat. Ia melayani di satu-satu jemaat/resort atau
pelayanan umum gereja lainnya secara periodic sesuai dengan SK Pusat.
Pelayan
paruh waktu adalah pelayan yang mempersembahkan
hidupnya untuk melayani di tengah-tengah jemaat tanpa menerima upah dari gereja.
Pelayan Tahbisan Paruh Waktu ini antara lain adalah Sintua, Ia diangkat dari antara jemaat dan
melayani di intern jemaat. Sementara pelayan paruh waktu lainnya adalah
Evangelis, ia adalah pelayan yang memberikan waktu, hidup dan materinya untuk melayani
di bidang-bidang pelayanan ekternal gereja (misalnya di kantor-kantor, di
komunitas-komunitas pelayanan ekternal gereja lainnya).
(2) Pelayan
non-tahbisan
Pelayan non tahbisan adalah semua jemaat yang ambil
bagian dalam pelayanan gereja misalnya seksi-seksi, panitia, guru sekolah
minggu, tim song leader, tim musik, tim multimedia, tim doa, tim zending, tim
diakonia sosial dll yang bersedia
melayani tanpa upah dari gereja.
Sesuai dengan AP HKBP, cukup banyak tugas dan tanggung jawab Sintua antara lain
membantu Pendeta melaksanakan pelayan di gereja, sebab tidak mungkin seorang
Pendeta atau Guru Jemaat mampu melakukan seluruh pelayanan terhadap jemaat
tanpa bantuan dari Sintua atau pelayan lainnya. Mereka harus saling membantu
dan saling mendukung dalam pelayanan supaya dapat melakukan berbagai macam
pelayanan dalam gereja dengan baik.
Pendeta, Guru Jemaat, Bibelvrouw dan Diakones adalah pelayan tahbisan yang
sudah terlebih dahulu mengikuti pendidikan di seminari, belajar firman Tuhan
dan berbagai pengetahuan umum lainnya supaya memiliki kemampuan dalam melakukan
pelayaan kepada jemaat. Namun Sintua tidak melalui pendidikan seperti itu,
tetapi pembinaan Calon Sintua diserahkan kepada jemaat maupun resort melalui
pendeta resort masing-masing.
Masih banyak gereja yang belum melakukan pembinaan yang
jelas terhadap para calon Sintua, Kadang-kadang mereka hanya belajar seiring
waktu, dan ketika mereka sudah menjalani learning selama setahun langsung
ditahbiskan menjadi Sintua.
Namun sebenarnya adalah sangat penting pembinaan yang jelas
dan ter-program untuk calon Sintua, sebab peranan Sintua sangatlah penting dalam
gereja. Oleh karena itu perlu pengetahuan dan kemampuan yang lebih, sehingga
mereka mampu melakukan pelayanan yang baik dan benar. Itu sebabnya saya ingin
berbagi pegetahuan tentang Sintua dalam tulisan ini.
2. Sekilas tentang
Tahbisan Sintua di HKBP
2.1
Sintua
Pengertian Sintua adalah orang yang ditunjuk dan / atau
dipilih untuk melayani di tengah-tengah jemaat. Tugas dan pelayanan Sintua pada
masing-masing gereja bisa saja berbeda tergantung tingkat pelayanan dan aturan
masing-masing gereja tersebut. Sehingga kita tidak bisa menyamakan tugas Sintua dalam satu gereja dengan
gereja yang lain. Contoh gereja congregational, dimana jemaat melalui rapat
jemaat yang menentukan tugas dan pelayanan dan yang menetukan siapa yang
menjadi pendeta dalam gereja tersebut. Namun dalam gereja presbyterial, Sintua
melalui rapat majelis (parhalado) yang menentukan program pelayanan dan
mentukan siapa pendeta dalam gereja tersebut. Ada juga gereja yang mengangkat
Sintua secara periodic.
Di tengah-tengah suku Batak sebelum masuknya kekristenan, sebutan “Sintua”
sudah ada sebelumnya. Yaitu orang yang dituakan dalam masyarakat, contoh :
kepala pelayan dalam suatu pesta, kepala tukang dalam suatu bangunan rumah,
dll. Jadi arti Sintua atau Penatua dalam suku Batak adalah orang yang dituakan,
baik karena usianya, pengetahuannya, perilakunya dan dapat dipercaya
dalam suatu tugas tertentu.
Akan tetapi tidaklah sama pengertian sintua dalam masyarakat Batak sebelum
masuknya kekristenan dengan pengertian Sintua sebagai salah satu pelayan
tahbisan dalam gereja. Dalam gereja, Sintua adalah yang dipilih untuk melayani
sesuai dengan aturan gereja, sedangkan sebutan sintua atau penatua dalam
masyarakat adalah menunjukkan status dan ke-tokoh-annya dalam masyarakat
tersebut. Namun walaupun demikian, sebutan Sintua dalam masyarakat Batak adalah
sangat berharga, sebab mereka adalah orang yang melakukan tugas-tugas
penting dan dihargai karena dianggap memiliki kemampuan memimpin dan memberi
pertimbangan tentang masalah-masalah yang terjadi dalam gereja maupun
masyarakat. Oleh sebab itu pemilihan seorang calon Sintua janganlah dilihat
hanya karena usia yang sudah matang ataupun karena kemampuannya belaka, tetapi
yang lebih penting adalah perilaku dan imannya kepada Tuhan.
Dalam Kitab
Perjanjian Baru, Sintua disebut Penatua (presbyteros), bisa kita lihat dalam :
-
Luk 22:66 : Dan setelah hari siang
berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka,
-
Kis. 14:23 : Di tiap-tiap jemaat
rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa
dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah
sumber kepercayaan mereka
-
I Tim 4:14 : Jangan lalai dalam
mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh
nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua
-
I Tim 5:19 : Janganlah engkau
menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga
orang saksi
-
Tit 1:5 : Aku telah meninggalkan
engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu
diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti
yang telah kupesankan kepadamu.
Pengertian
presbyteros sangat luas dalam gereja mula-mula, sehingga para rasul pun sering
disebut presbyteros,
hal
itu bisa kita lihat dalam :
-
II Yoh 1:1 : Dari penatua kepada Ibu
yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang
mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran.
-
III Yoh 1:1 : Dari penatua kepada
Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
-
I Pet 5:1 : Aku menasihatkan para
penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan
Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan
kelak.
Dalam gereja mula-mula Sintua diangkat langsung oleh para
Rasul untuk memberitakan injil. Sintua membantu para Rasul melayani dalam
jemaat, memperhatikan jemaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
kerohanian mereka.
Sintua dalam bahasa Indonesia disebut Penatua, ada juga yang menyebutnya dengan
sebutan Majelis. Sebenarnya lebih cocok sebutan Penatua daripada Majelis,
karena majelis adalah perwakilan dari beberapa orang atau kelompok, namun
SIntua atau Penatua bukanlah perwakilan kelompok tetapi dipilih untuk menerima
tugas pelayanan kepada semua jemaat, jadi Sintua bukan hanya mewakili jemaat di
wilayahnya tetapi adalah Sintua dari seluruh jemaat. Istilah majelis lebih
cocok disebut untuk Parhalado yaitu gabungan dari pelayan tahbisan dan non
tahbisan.
Dalam AP HKBP, pengertian Parhalado dikembangkan bukan hanya untuk pelayan
tahbisan, tetapi sebutan untuk semua yang mau mempersembahkan dirinya melayani
di tengah-tengah jemaat, contoh : Guru SM, Tim Musik Gereja, Panitia
Pembangunan, Song Leader, Tim Multimedia dan Pengajar Koor, dll yang dipilih oleh gereja.
2.2 Tahbisan Sintua
dalam era Missionaris
Dalam sejarah HKBP, Sintua adalah yang
pertama diangkat oleh para missionaries untuk membantu mereka memberitakan
injil kepada masyarakat Batak. Tetapi pada waktu itu belum masuk dalam kategori
pelayan tahbisan. Setelah Nomensen
datang ke tanah Batak, yang pertama dilakukannya adalah mencari orang yang bisa
membantunya dalam bahasa, hukum dan aturan serta kebiasaan-kebiasaan suku
Batak. Nomensen pun mencari orang-orang yang terpercaya untuk menjadi Sintua.
Tugas pertama mereka adalah membimbing masyarakat Batak yang mau percaya
supaya benar-benar mengenal dirinya dan bersedia mengikut Tuhan Yesus sesuai dengan
Firman Allah
Secara umum ada beberapa tugas Sintua
dalam era Missionaris :
a. Tugas Sintua
sehari-hari
i.
Memperhatian setiap rumah tangga apakah mereka melakukan kebaktian di dalam
rumahnya masing-masing
ii. Malakukan
penghiburan dan kunjungan kepada orang yang sakit, serta menuntun mereka supaya
tidak pergi berobat kepada dukun-dukun.
iii. Memperhatikan perempuan-perempuan agar tidak
membawa beban yang terlalu berat, dan melarang mereka bekerja pada hari Minggu.
iv. Menghibur dan membantu orang-orang yang
panennya tidak berhasil dan kepada orang yang menghadapi penderitaan
b. Dalam Ibadah Minggu
Sebagian Sintua duduk di depan menghadap
jemaat dalam Ibadah supaya mereka bisa memperhatikan siapa saja jemaat yang
tidak datang ke gereja. Sebagian lagi memperhatikan ketenangan peribadahan agar
tidak ada yang ribut atau yang membuat keributan. Sebagian lagi memperhatikan
anak-anak supaya tidak ada yang menangis dalam ibadah atau bermain di dalam
ruangan ibadah. Sebagian
lagi duduk bersama-sama dengan jemaat menjaga kekudusan ibadah, mengajar anak
sekolah minggu bernyanyi, berdoa dan mengerti firman Tuhan. Sebagian lagi
bertugas mengumpulkan persembahan, iuran, dll.
Selain itu tugas Sintua adalah menuntun jemaat agar mau bersyukur atas segala
berkat Tuhan yang telah mereka terima. Menyampaikan berita-berita yang terjadi
di tengah-tengah jemaat kepada Pendeta, mis : anak yang lahir, jemaat yang
sakit, meninggal, dll supaya dimasukkan dalam warta jemaat. Membantu pendeta
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelayanan baptisan dan
perjamuan kudus. Tentang perjamuan Kudus, Sintua bertugas untuk mendamaikan
jemaat bila ada sedang dalam perselisihan sebelum menerima Perjamuan kudus.
c.
Di tengah-tengah masyarakat
Adalah sangat besar makna tahbisan
Sintua jika kita lihat dari tugas-tugasnya dari dulu sampai sekarang ini.
Tetapi Sintua bukan hanya berperan dalam gereja, tetapi perannya justru lebih
banyak dalam masyarakat. Sintua berperan sebagai gembala yang harus mengetahui
segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan jemaatnya. Pada jaman Nomensen, dia
menyuruh dua orang Sintua menemui jemaat di rumahnya maupun ke tempat
pekerjaannya untuk :
i. Menemui
Kepala Desa dan raja-raja kampung yang tidak melakukan tugasnya sesuai aturan
gereja.
ii. Menemui ibu-ibu dan para wanita yang tidak
datang ke gereja karena pekerjaan di sawah atau lading
iii. Menemui para pemuda yang tidak mau bekerja, menegor para penjudi dan
pemabuk
iv. Mengingatkan para pemuda/i untuk datang ke
gereja dan ikut belajar koor, menggerakkan anak-anak supaya mau datang ke
sekolah.
v. Menemui para pedagang dan mengingatkan mereka
supaya tidak mengambil untuk terlalu besar dan supaya jangan berjualan pada
hari minggu
vi. Menemui dan mengingatkan
para ambtenar maupunpegawai-pegawai pemerintah supaya bekerja dengan
jujur
dan benar sesuai dengan hukum yang berlaku.
Untuk membangkitkan pengetahuan dan
kemampuan Sintua, dibuatlah kursus pembinaan untuk para Sintua. Mereka diajar
untuka menulis dan membaca huruf latin, berhitung, bernyanyi dan yang terutama
diajari pengetahuan tentang firman Tuhan.
3. Syarat Menjadi
Sintua dan Tugasnya
Jika kita membaca PB, dalam gereja
mula-mula para rasul memilih Sintua dengan penuh pertimbangan yang sangat
matang, sebab bagi mereka tugas Sintua adalah sangat berharga dan mulia, yaitu
mengembalakan kehidupan rohani jemaat. Itu sebabnya Paulus berkata :
“Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama
mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar” (I Tim 5:17). Oleh
karena itu gereja harus hati-hati dalam memilih seorang calon Sintua. Paulus
menasehati Timoteus dan Titus tentang aturan penerimaan calon Sintua yaitu :
- Titus 1 : 5 - 9 : Aku telah meninggalkan engkau di
Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan
supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah
kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya
satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena
hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah
seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang,
bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan,
suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang
kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia
sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan
penentang-penentangnya.
- I Timoteus 3 : 2 - 4 : Karena itu penilik jemaat haruslah
seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri,
bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum,
bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala
keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
Sesuai dengan AP HKBP pasal 25 ayat (6), telah ditentukan syarat menjadi
Sintua yaitu :
Syarat Menjadi Penatua
a. Warga jemaat yang
mempersembahkan dirinya menjadi penatua di jemaat.
b. Rajin mengikuti
kebaktian minggu dan perjamuan kudus.
c. Berperilaku tidak
bercela.
d. Paling sedikitnya berumur
25 tahun.
e. Sehat rohani dan
jasmani.
f. Sedikit-dikitnya
berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
g. Dipilih oleh warga
jemaat dari antara mereka dan ditetapkan oleh Rapat Pelayan Tahbisan.
Tugasnya
a. Sebagai tertera dalam
Agenda Penerimaan Penatua HKBP.
b. Melaksanakan baptisan
darurat.
c. Menyusun statistik warga
jemaat di lingkungannya masing-masing.
d. Mengikuti sermon dan
rapat penatua.
e. Menyampaikan berkat
tanpa menumpangkan tangan.
Bahan Ajar Parguru Sintua di Ressort Pekalongan
Oleh Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min
Pertemuan II : SINTUA DI HKBP
-------------------------------------------------------------------------------
SINTUA DI HKBP (2)
Panggilan dan Pilihan Allah
Penjelasan tentang Panggilan dan Pilihan
Allah kepada para hambaNya
Sebelum ditahbiskan, seorang Sintua harus mengerti bagaimana
pemanggilan dan pemilihan Allah kepada para hambaNya sebagaimana dikatakan
dalam Alkitab. Sangat banyak pelajaran yang boleh kita ambil sebagai seorang
pelayan Tuhan bagaimana jawaban yang sesungguhnya ketika mereka terpanggil dan
dipilih menjadi hambaNya. Tentu saja jawaban dan ketaatan yang ditunjukkan para
hamba Tuhan dalam Alkitab, itulah yang diharapkan menjadi teladan bagai para
hamba Tuhan masa kini.
Ada 6 (enam) contoh untuk direnungkan bagaimana Tuhan memanggil dan memilih
para hambaNya dan kita mau melihat bagaimana respon mereka terhadap panggilan
itu.
1. Panggilan terhadap
Musa (Keluaran 3 : 1 - 12)
3:1 Adapun Musa, ia biasa
menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika
ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke
gunung Allah, yakni gunung Horeb.
3:2 Lalu Malaikat TUHAN
menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu
ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3:3 Musa berkata:
"Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat
itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk
memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya:
"Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
3:5 Lalu Ia berfirman:
"Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab
tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
3:6 Lagi Ia berfirman:
"Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub."
Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
3:7 Dan TUHAN
berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di
tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh
pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
3:8 Sebab itu Aku telah
turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka
keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang
Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
3:9 Sekarang seruan
orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang
Mesir menindas mereka.
3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada
Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
3:11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku
ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari
Mesir?"
3:12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai
engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau
telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada
Allah di gunung ini."
Apa yang bisa kita pelajari dari nats
ini ?
• Allah
memanggil Musa dari pekerjaannya sebagai gembala kambing domba Yitro mertuanya
di gunung Horeb. (Ay.1)
• Allah
memanggil Musa utk ditugaskan membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir
(ay. 10)
• Merespon
panggilan tersebut, Musa mengenal dirinya dan merasa tidak pantas dan tidak
mampu untuk menghadap Firaun dan membawa keluar orang Israel dari Mesir (Ay. 11)
• Namun
Allah menyakinkan Musa bahwa DIA akan senantiasa menyertainya (ay. 12)
Pelajaran yang bisa kita ambil dari
pemanggilan Musa adalah bahwa kita dipanggil Tuhan bukan karena kita
dianggap pantas atau mampu melakukan tugas pelayanan itu dengan sempurna,
tetapi hanya dengan penyertaan Tuhanlah kita boleh melakukan tugas pelayanan
dengan baik.
2. Panggilan terhadap
Samuel ( 1 Sam 3:1-4:1a)
3:1 Samuel yang muda itu
menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN
jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
3:2 Pada suatu hari Eli, yang
matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di
tempat tidurnya.
3:3 Lampu rumah Allah belum
lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
3:4 Lalu TUHAN memanggil:
"Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
3:5 Lalu berlarilah ia
kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?"
Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu
pergilah ia tidur.
3:6 Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta
berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata:
"Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
3:7 Samuel belum mengenal
TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
3:8 Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi
mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil
aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu.
3:9 Sebab itu
berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil
engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar."
Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil
seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab:
"Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
3:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Ketahuilah,
Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya,
akan bising kedua telinganya.
3:12 Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang
telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir.
3:13 Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan
menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya,
yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi
mereka!
3:14 Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa
dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban
sajian untuk selamanya."
3:15 Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah
TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.
3:16 Tetapi Eli memanggil Samuel, katanya: "Samuel,
anakku." Jawab Samuel: "Ya, bapa."
3:17 Kata Eli: "Apakah yang disampaikan-Nya kepadamu?
Janganlah kausembunyikan kepadaku. Kiranya beginilah Allah menghukum engkau,
bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah kata pun
kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya kepadamu itu."
3:18 Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan
tidak menyembunyikan sesuatu pun. Kemudian Eli berkata: "Dia TUHAN,
biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik."
3:19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak
ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
3:20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba,
bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
3:21 Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia
menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.
4:1a Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari
nats ini ?
• Elkana mempunyai dua isteri yaitu Hana dan Penina. Penina sudah terlebih dahulu mempunyai anak, namun Hana belum
sehingga dia dianggap sudah mandul. Namun Hana selalu berdoa kepada Tuhan agar
tuhan memberikan dia anak, kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN
semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan
mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada
hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN
untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.". (1
Sam 1:11). Tuhan mendengarkan doanya dan dia dikarunia seorang anak laki-laki
yang diberi nama Samuel. Ketika Elkana akan mempersembahkan korban sembelihan
dan korban nazar ke bait suci, Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada
suaminya: "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia,
maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya. (1 Sam 1:22).
• Sejak
kecil Samuel diserahkan kepada Imam Eli untuk dibimbing menjadi pelayan Tuhan.
Sebelumnya Samuel belum mengenal Tuhan, Imam Eli tahu bahwa Samuel telah
dipanggil oleh Allah dan mengajar Samuel bagaimana menjawab panggilan itu.
Sehingga ketika Allah memanggilnya untuk ke sekian kalinya dia berkata :
"Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." (1 Sam 3:10)
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah bahwa Samuel, walaupun
belum mengenal TUHAN, bahkan firman
TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya, namun dia memiliki
ketaatan.
3. Panggilan terhadap
Yesaya (Yes. 6 :1-13)
6:1 Dalam tahun matinya
raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan
ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
6:2 Para Serafim
berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap
dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki
mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
6:3 Dan mereka berseru
seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta
alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara
orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
6:5 Lalu kataku:
"Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan
aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah
melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6 Tetapi seorang dari
pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang
diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya
kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka
kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
6:8 Lalu aku mendengar
suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau
pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
6:9 Kemudian
firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi
menanggap: jangan!
6:10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya
berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka
melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan
hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh."
6:11 Kemudian aku bertanya: "Sampai berapa lama, ya
Tuhan?" Lalu jawab-Nya: "Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi,
tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan
tanah menjadi sunyi dan sepi.
6:12 TUHAN akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga
hampir seluruh negeri menjadi kosong.
6:13 Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka,
mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti
pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu
ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!"
Pelajaran yang kita
ambil adalah :
• Yesaya
hidup dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, dia adalah
seorang pegawai istana Raja dan sering menyertai raja ke bait suci. Pemanggilan
Yesaya terjadi ketika dia berada di bait suci, dimana dia melihat Tuhan duduk
di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait
Suci, serta para malaikat yang berdiri di sebelah atasnya. (ay.1-2)
• Setelah
melihat kemuliaan Allah, Yesaya berkata “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku
ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang
najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta
alam." (ay.5)
• Lalu
malaikat Serafim menyentuhkan bara api ke bibir Yesaya untuk menguduskannya dan
berkata : “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus
dan dosamu telah diampuni, lalu Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus,
dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
• Respon
Yesaya ketika mendengar itu sangat gentlemen, itu kita lihat ketika dia berkata
"Ini aku, utuslah aku!"
Pelajaran
yang kita ambil adalah bahwa Yesaya mengaku dirinya sebagai orang berdosa,
tetapi ketika Tuhan mengampuni dosanya, Yesaya pun siap menjadi utusan Tuhan.
4.
Panggilan terhadap Yeremia (Yer. 1:4-19)
1:4 Firman TUHAN datang
kepadaku, bunyinya:
1:5 "Sebelum Aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau
keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan
engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
1:6 Maka aku menjawab:
"Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini
masih muda."
1:7 Tetapi TUHAN
berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada
siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan
kepadamu, haruslah kausampaikan.
1:8 Janganlah takut
kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah
firman TUHAN."
1:9 Lalu TUHAN
mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku:
"Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
1:10 Ketahuilah, pada
hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan
untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk
membangun dan menanam."
1:11 Sesudah itu firman
TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?"
Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam."
1:12 Lalu firman TUHAN
kepadaku: "Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan
firman-Ku."
1:13 Firman TUHAN
datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya: "Apakah yang
kaulihat?" Jawabku: "Aku melihat sebuah periuk yang mendidih;
datangnya dari sebelah utara."
1:14 Lalu firman TUHAN
kepadaku: "Dari utara akan mengamuk malapetaka menimpa segala penduduk
negeri ini.
1:15 Sebab sesungguhnya, Aku memanggil segala kaum kerajaan
sebelah utara, demikianlah firman TUHAN, dan mereka akan datang dan mendirikan
takhtanya masing-masing di mulut pintu-pintu gerbang Yerusalem, dekat segala
tembok di sekelilingnya dan dekat segala kota Yehuda.
1:16 Maka Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka, karena
segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku, dengan membakar
korban kepada allah lain dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri.
1:17 Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah
dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar
terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
1:18 Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat
engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya,
menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan
mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,
demikianlah firman TUHAN."
Pelajaran yang bisa kita
ambil :
• Yeremia
telah dipilih Tuhan sejak dalam kandungan dan telah ditetapkan menjadi nabi
atas bangsa-bangsa (ay. 5)
• Setelah
Yeremia mendengar panggilan itu, dia pun merasa tidak pantas sebab umurnya yang
masih muda dan kemampuannya berbicara yang masih kurang. (ay.6)
• Namun
Tuhan meneguhkan panggilannya dengan berkata : "Janganlah katakan: Aku ini
masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan
apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut
kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah
firman TUHAN." (ay.7-8)
• Allah
kemudian menjamah mulut Yeremia dan berkata : Sesungguhnya, Aku menaruh
perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Dan allah member jaminan kepada
yeremia bahwa “Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan
engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau."
Pelajaran yang kita
ambil adalah bahwa panggilan terhadap Yeremia sudah
ditetapkan Allah sejak dalam kandungan, dan dalam usia muda Yeremia menerima
panggilan itu dengan suatu jaminan bahwa Allah kan menyertai dia.
5. Panggilan terhadap Petrus ( Luk 5:1-11)
5:1 Pada suatu kali
Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia
hendak mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua
perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh
jalanya.
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu
Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak
dari atas perahu.
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada
Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan."
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam
kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau
menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka
menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka
memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang
membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua
perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun
tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku,
karena aku ini seorang berdosa."
5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama
dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
5:10 demikian juga
Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan
takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
5:11 Dan sesudah
mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu,
lalu mengikut Yesus.
Pelajaran yang bisa kita ambil :
• Sebelum terpanggil, Petrus adalah seorang
nelayan (Penjala ikan), namun suatu ketika mereka sudah semalaman tidak
mendapat ikan,Yesus naik kedalam perahunya dan memerintahkannya untuk menebar
jala sehingga mereka mendapat ikan yang sangat banyak. (ay. 2,4-5)
• Setelah itu Petrus pun mengenal Yesus dan
tersungkur di depanNya dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena
aku ini seorang berdosa." (ay. 8)
• Kemudian Yesus memanggil Petrus menjadi
muridnya dan menjadi penjala manusia.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah : Petrus adalah orang biasa dan dia
mengaku sebagai orang berdosa yang tidak layak ada di hadapan Tuhan, namun
Yesus memanggilnya untuk menjadi muridnya.
6. Panggilan terhadap Paulus (Kis 9:1-19a)
9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk
mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk
dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan
laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan
membawa mereka ke Yerusalem.
9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah
dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu
suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku?"
9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau,
Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota,
di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya
seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat
seorang juga pun.
9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka
matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk
ke Damsyik.
9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan
tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
9:10 Di Damsyik ada
seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu
penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
9:11 Firman Tuhan:
"Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah
Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
9:12 dan dalam
suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam
dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
9:13 Jawab Ananias:
"Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa
banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
9:14 Dan ia datang
ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang
yang memanggil nama-Mu."
9:15 Tetapi firman
Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku
untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan
orang-orang Israel.
9:16 Aku sendiri
akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh
karena nama-Ku."
9:17 Lalu pergilah
Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas
Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan
diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya
engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
9:18 Dan seketika
itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat
lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
9:19a Dan setelah
ia makan, pulihlah kekuatannya.
Pelajaran yang bisa kita ambil :
• Saulus pada awalnya adalah seorang anti
Kristen yang memburu setiap orang pengikut Kristus. Dengan surat kuasa dari
Imam besar, dia menangkapi orang-orang percaya yang ditemuinya. (ay. 1-2)
• Lalu dalam sebuah perjalanan ke Damsyik, dia
dijamah oleh Tuhan melalui cahaya sehingga matanya menjadi buta. Lalu Tuhan
berkata : “Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?”. (ay.3-4)
• Tiga hari lamanya dia buta, lalu Tuhan
mengutus murid Tuhan bernama Ananias untuk menemui Saulus dan memulihkan
matanya yang buta. (ay. 10,15-16)
• Saulus bertobat dan namanya diganti menjadi
Paulus.
Pelajaran yang kita ambil adalah bahwa Tuhan bisa mengubah hidup kita dari seorang
yang paling jahat sekalipun dengan caranya sendiri untuk kemudian dipakai Tuhan
menjadi hambaNya.
Bahan Ajar Parguru Sintua di Ressort Pekalongan
Oleh Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min
Pertemuan III : SINTUA DI HKBP
-------------------------------------------------------------------------------
SINTUA DI HKBP (3)
AKU Yang Memilih Kamu
Penjelasan tentang Panggilan dan Pilihan Tuhan menurut Yoh 15:16
“Bukan kamu
yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa
yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”
1. Pengantar
Panggilan
dan Pilihan Allah kepada para hambaNya cukup banyak kita lihat dalam Alkitab PL
dan PB. Melalui panggilan dan pemilihan itu sangat jelas ditekankan untuk
menunjukkan bahwa Allah memakai hambaNya menjadi utusanNya menyampaikan setiap
rancangan Allah kepada dunia ini.
Adalah
sangat sulit untuk mengetahui motivasi dan tujuan seseorang menjadi Sintua atau
pelayan lainnya dalam gereja. Oleh karena itu apabila sampai saat ini motivasi
kita belum jelas ketika menjadi Sintua, hendaklah melalui firman Tuhan yang
kita baca diatas, bisa membantu kita mengenal motivasi dan tujuan kita melayani
dalam gereja Tuhan, yaitu bahwa Allah sendiri yang memilih kita supaya
menghasilkan buah yang tetap.
Sekarang
mari kita coba menyelidiki penjelasan ayat diatas sehingga meneguhkan hati kita
dalam panggilan dan pilihan Tuhan kepada kita.
2. Penjelasan
Ada dua hal yang harus kita lihat dalam ayat diatas :
a. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi
Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu.
Yang pertama, jelas
dikatakan bahwa Allah sendiri yang memilih hambaNya, bukan karena kemampuan,
kepintaran dan kelebihan kita sehingga dipilih Tuhan menjadi pelayanNya.
Artinya kuasa pemilihan itu adalah otoritas Allah sendiri.
Yang kedua, oleh
karena Allah sendiri yang memilih hambaNya, maka Allah juga yang menetapkan
pilihanNya itu. Ditetapkan artinya diperlengkapi untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang di berikan Tuhan kepada para hambaNya. Oleh karena
itu, karena Tuhan yang telah menetapkan kita menjadi hambaNya, maka kita juga
harus memberikan sepenuhnya hidup kita untuk memenuhi panggilan Allah itu.
Paulus berkata “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang
di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”
b. Supaya menghasilkan buah
Kita dipilih dan ditetapkan oleh Allah menjadi
pelayanNya, harus sipa untuk taat kepada perintahNya. Perintah itu adalah
supaya kita menghasilkan buah yang baik dan tetap dimana pun kita melayani.
Begita banyak pelayanan yang harus dilakukan dalam gereja, kita melayani supaya
semua kegiatan pelayanan itu berjalan dengan baik dan teratur. Mengunjungi
orang sakit, membantu orang miskin, janda-janda, yatim piatu, supaya mereka
boleh merasakan kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup mereka. Banyak hal yang
harus dilakukan oleh seorang Sintua di tengah-tengah gereja dan masyarakat
supaya setiap kehidupan jemaat itu seturut dengan kehendak Allah.
Pemazmur menggambarkan kehidupan orang percaya
seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada
musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Maz.
1:3). Demikianlah para pelayan Tuhan yang telah dipanggil dan dipilih Allah,
harus hidup dekat dengan Air kehidupan, yaitu Yesus Kristus supaya boleh
berbuah dalam setiap pelayanannya.
Hal tersebut sejaln dengan firman Tuhan dalam Mat. 5:13-14 : “Kamu adalah garam
dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi
gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang
terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi”. Garam yang memberikan rasa
kepada makanan, demikianlah kiranya pelayan Tuhan kepada masyarakat sekitarnya,
dan menjadi terang untuk menerangi setiap perbuatan kegelapan yang ada dalam
gereja dan lingkungan sekitarnya.
Itulah buah yang harus dihasilkan oleh pelayan Tuhan, sehingga melalui mereka
Allah semakin dimuliakan.
3. Renungan
Telah dijelaskan dalam ayat diatas, bahwa Allah sendiri yang memanggil dan
memilih siapa yang layak menjadi hambaNya. Oleh karena itu kita harus sepenuh
hati menjawab panggilan dan pemilihan itu. Apakah kita sudah siap
mempersembahkan hidup kita menjadi pelayanNya? Allah menginginkan kita untuk
berbuah yang baik, karena itu harus melakukannya dengan segenap hati, kekuatan
dan perbuatan kita sehingga menghasilkan buah yang baik kepada sekitar kita.
Untuk itu berdoalah dalam hatimu untuk meneguhkan hati menjawan panggilan
dan pilihan Allah yang telah samapi kepada kita. Dan mintalah kekuatan dari
Tuhan supaya kita dikuatkan melaksanakan tugas pelayan kita sehingga
menghasilkan buah yang baik selama hidup kita.