Jumat, 15 Maret 2024

Tiga hal yang perlu kita kenang di dalam ibadah In memoriam

 

Tiga hal yang perlu kita kenang di dalam ibadah In memoriam

 

Ayat Pokok: Mazm 105:1-3

Pendahuluan

Hari ini kita ada di tempat ini untuk mengenang atau memperingati ... tahun meninggalnya .... Tentu kita ada di tempat ini tidak untuk mendoakan arwah Bapak/Ibu ..., tapi untuk mengenang peristiwa ini. Sebab, bagi kita orang percaya, kita yakin bahwa orang yang meninggal dalam Tuhan, pasti sudah ada bersama Bapa di Sorga, dan tidak memerlukan doa-doa kita yang masih ada di dunia.

Selama tiga tahun kita ditinggal oleh kekasih kita Bapak/ibu ..., tentu kita mengakui banyak hal yang sudah terjadi. Dan kalau keluarga masih boleh kuat sampai saat ini, tentu ini suatu hal yang patut kita syukuri.

Oleh sebab itu tepat sekali kalau keluarga ditempat ini mengundang kita untuk mengadakan ibadah ucapan syukur.

Dalam kesempatan ini, mari kita mengenang hal-hal yang memang harus kita kenang. Menurut ayat bacaan kita kali ini, setidaknya Ada tiga hal yang perlu kita kenang, berkaitan dengan peristiwa ini.

Pertama :Mengenang kebaikan Tuhan (Maz 106:1)

Bagaimana wujud kebaikan Tuhan yang sudah keluarga ini alami sehingga perlu kita renungkan dan pikirkan dalam kesempatan yang indah ini? Tuha, telah memelihara semua keluarga yang ditinggalkan. Tiga tahun sudah kekasih kita meninggalkan istri dan anak-anak dan keluarga semua. Itu artinya tiga tahun juga Ibu ditempat ini sudah menjadi janda, dan anak-anak ditempat ini menjadi yatim. Tapi apakah selama ini kemudian kita mendengar bahwa keluarga ditempat ini mengalami masalah perekonomian sehingga  bahkan sampai tidak bisa makan? Saya tidak pernah mendengar berita mengenai hal ini. Dan saya percaya karena memang hal ini tidak pernah terjadi. Tuhan sudah menyertai istri dan anak-anak di tempat ini.

Dalam hal ini nyata kebenaran firman Tuhan dalam Mazmur 68:6, bahwa Tuhan adalah "Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;" Inilah bukti nyata kebaikan Tuhan bagi keluarga ditempat ini. Suami boleh meninggalkan keluarga tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan dan menelantarkan keluarga semua. Itu sebabnya patutlah keluarga ditempat ini untuk senantisa berharap dan bersandar kepada Tuhan.

Mazmur 27:10 menulis ""Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku."

Kedua; Mengenang kebaikan orang tua.

Bagi anak-anak dan cucu, kesempatan ini adalah kesempatan yang baik untuk mengenang kebaikan orang tua. Anak-anak dan cucu sudah semestinya selalu mengingat kenaikan orang tua, terutama ayah kita. Mungkin ada hal-hal yang selama ini anak-anak belum bisa menerima apa yang sudah ayah kita lakukan kepada kita. Tetapi sesungguhnya itulah cara orang tua mendidik dan menyiapkan masa depan yang baik bagi ana-anaknya. Selama ini mungkin ada diantara anak-anak yang berpikir, mengapa ayah memperlakukan aku sedemikian kerasnya? Tapi saya percaya akhirnya kemudian kita sadar bahwa itulah bukti kebaikan orang tua kepada anak-anaknya.

Terlepas dari kekurangan yang pasti ada sebagai manusia, marilah dalam kesempaatan yang indah ini kita mengenang kembali hal-hal yang baik yang sudah diajarkan dan diwariskan oleh almarhum. Salah satu hal yang masih saya ingat adalah bagaimana setianya almarhum dalam kebaktian. Jarang ia datang terlambat. Bahkan sering ia datang sementara gereja belum ada orang satupun.

Bagi anak cucu, hari ini adalah juga kesempatan untuk mengenang kebaikan dan jasa-jasa ibu atau nenek tercinta. Kedua orang tua kita sudah sedemikian membukktikan kasihnya kepada anak-anaknya. Mereka sudah berkorban demi kebahagiaan anak-anak mereka. Saat ini ayah sudah tiada, tetapi masih ada Ibu ditempat ini.  Sudah sewajarnyalah kita mengenang kebaikan orang tua dan membalas dengan mengasihi Ibu kita dengan sepenuh hati.

 

Ketiga,Mengenang bahwa suatu saat kita juga akan mengalami kematian.

Kematian, sebagaimana yang sudah dialami oleh Almarhum adalah suatu fakta nyata dan akan dialami oleh semua orang.

Mazmur 89:49 menulis, "Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati"

Kesempatan ini marilah kita mengenang akan kematian kita. Siapapun kita, mari kita sadari bahwa kematian adalah realita yang pasti akan kita alami.

Mengingat akan hari kematian membuat kita hidup bijaksana dan tidak menyia-nyiakan kesempatan. Mari kita isi hati-hari kita yang singkat dengan hidup menjadi berkat. Bukankah ada pujian mengatakan "Hidup ini adalah kesempatan?"

Mengingat hari kematian bukan berarti kita harus takut dan bersedih, karena kematian bagi orang beriman adalah keuntungan.

 

Filipi 1:21-24 "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik;tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu."

Penutup.

Hari ini kita sudah belajar mengenai 3 hal yang harus kita kenang yaitu: Mengenang kebaikan Tuhan, Mengenang kebaikan orang tua dan mengenang akan hari kematian. Kiranya renungan ini dapat menjadi berkat, bukan saja bagi keluarga di tempat ini, tetapi juga bagi kita yang hadir malam hari ini.

TUHAN YESUS MEMBERKATI....!!!

Sekilas Tentang Makna Dari Janji Iman

 

SEKILAS TENTANG MAKNA DARI JANJI IMAN

(FAITH PROMISE GIVING)

 

Istilah “Janji iman atau “Faith Promise Giving” adalah istilah penggalangan dana yang pada masa kini sering dipakai oleh gereja dan badan misi sebagai metode untuk menggalang dana demi mendukung pembangunan dan pelayanan misi gereja.  Gereja HKBP sendiri telah cukup lama mengenal dan memakai metode ini. Istilah “Faith Promise Giving” (janji iman) ini dipopulerkan oleh Oswald J. Smith (1889-1986). Ia adalah seorang pendeta beraliran fundamentalis yang sangat antusias mendukung misi penginjilan dunia. Pada awal pelayanannya, Pdt Smith terpesona oleh konsep penggalangan dana misi yang dikembangkan oleh A.B. Simpson (pendiri Kristen dan Missionary Alliance). Simpson ingin mengubah atau memajukan gereja yang pada mulanya hanya sekali-sekali mengadakan pengumpulan persembahan untuk biaya misi. Dengan menyebut idenya sebagai “Janji Iman,” maka Simpson ingin agar anggota jemaat berkomitmen memberikan persembahannya secara berkala baik mingguan maupun bulanan untuk dana penginjilan. Konsep inilah yang diterapkan Oswald Smith di Peoples Church, gereja binaannya yang terletak di Kanada.

Makna dari Janji Iman

Janji Iman adalah janji yang didasarkan pada iman seseorang untuk memberikan persembahan kepada Tuhan. Komitmen sukarela seseorang untuk memberikan dukungan materi dalam jumlah tertentu secara konsisten dalam rangka mendukung pelayanan dan misi gereja. Janji iman adalah janji kita untuk setia di dalam memberikan harta kita untuk mendukung perkerjaan pelayanan dan misi gereja. Suatu janji di hadapan Tuhan bahwa kita bukan saja memberikan dari apa yang sudah kita miliki saat ini, tapi kita juga digerakkan untuk memberikan apa yang mungkin kita miliki. Janji iman biasanya diberikan secara berkala. Dalam membuat Janji Iman, setiap orang percaya diajak untuk bertanya kepada dirinya di dalam iman kepada Allah, berapakah selayaknya yang harus dipersembahkannya bagi pekerjaan Tuhan, dan kemudian berkomitmen mempersembahkannya sebagaimana Tuhan juga sudah menyediakan/ memberikan berkatNya kepadanya.

Janji Iman menurut pandangan Alkitab

Di dalam Alkitab Perjanjian Lama, pemberian persembahan yang serupa dengan janji iman sering disebut dengan ‘nazar’. Nazar adalah sebuah janji yang dibuat oleh seseorang untuk melakukan atau memberikan  sesuatu demi mencapai tujuan tertentu atau apabila tujuannya telah tercapai. Orang Kristen memahami Nazar sebagai janji yang berlaku secara mengikat dan penuh nilai-nilai sakral sebab terjadi diantara hubungan manusia dengan Allah. Yang penting di sini adalah ketaatan kita pada komitmen yang telah kita buat (lihat Mazmur 56:13).

Ulangan 23:23, menyebutkan bahwa Nazar adalah sesuatu yang dilakukan dengan sukarela kepada Tuhan. Imamat 7:6 dan Bilangan 15:3, menulis bahwa Nazar selalu dikaitkan dengan korban sukarela. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang bernazar maka dia tidak mendapat paksaan dari pihak manapun. Ia menentukan sendiri tentang Nazar yang dibuatnya. Saat melakukan Nazar bisa juga terjadi tawar-menawar, hal ini bisa dilihat dalam beberapa cerita Alkitab. Misalnya cerita Yakub dalam kejadian 28:20-22, Hana dalam 1 Samuel 1:11 dan Yefta dalam Hakim-hakim 11:29 -40.

 

Nazar sebagai janji harus dipenuhi, dan adalah dosa jika tidak memenuhinya. Itu sebabnya, sebelum bernazar, seseorang harus memikirkannya dengan sungguh-sungguh, bukan melakukannya karena emosional (Amsal 20: 25).

Pengkhotbah 5:4 juga menekankan tentang nazar yang harus ditepati, jika tidak bisa menepati lebih baik tidak bernazar (bnd. Mazmur 50:14-15).

Dalam Alkitab Perjanjian Baru, persembahan yang bersifat komitmen sukarela itu bisa kita baca dalam 2 Krontus 8 : 10 – 12

8:10 Inilah pendapatku tentang hal itu, yang mungkin berfaedah bagimu. Memang sudah sejak tahun yang lalu kamu mulai melaksanakannya dan mengambil keputusan untuk menyelesaikannya juga.

8:11 Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.

8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

 

Dari nas ini, kita melihat bagaimana Janji Iman itu dilakukan dalam bentuk melanjutkan kemurahan hati dan pelayanan kasih yang telah mereka (jemaat Korintus) mulai dan putuskan untuk membantu dan menopang pelayanan para hamba-hamba Tuhan serta menolong kebutuhan jemaat-jemaat. Mereka telah berjanji untuk memberikan dukungan dana demi keberlanjutan pelayanan kasih dan misi para hamba Tuhan.

Aplikasi

Ketika kita melakukan Janji Iman, kita harus berangkat dari kenyakinan terhadap pemeliharaan Allah serta meng-imani bagaimana Allah mencurahkan berkatNya untuk pekerjaanNya melalui umat-Nya. Melalui Janji Iman ini, kita diajak untuk merenung dan bertanya pada diri kita masing-masing, "Berapa banyak berkat Tuhan, yang kita imani telah dicurahkan Tuhan untuk disalurkanNya melalui kita?" Artinya kita harus mengakui bahwa apa yang ada pada kita adalah milik Allah serta kepunyaanNya, Dialah sang Pemilik, kita hanya alat yang dipercayakanNya untuk mengelola dan menyalurkannya.

Pemberian Janji Iman adalah sebuah cara untuk memuliakan Tuhan dengan memberi dalam rangka mendukung pelayanan gereja dan misinya bagi dunia melalui gereja lokal kita. Dengan melakukan hal ini, kita bermitra dengan Tuhan dan para hambaNya dalam rangka menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini. Setiap orang yang melakukan bagiannya memperluas pelayanan dan misi global Tuhan melalui gerejaNya dan menjembatani kesenjangan bagi semua orang.

Selasa, 29 Juni 2021

Bahan Ajar Marguru Sintua (Calon Sintua) di HKBP (Pelajaran 1 s/d 3)

Bahan Ajar Parguru Sintua di Ressort Pekalongan

Oleh Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min

Pertemuan I :  SINTUA DI HKBP

-------------------------------------------------------------------------------

Sintua di HKBP (1)


1.    Pengantar


Sintua adalah salah satu bagian pelayan dalam gereja yang dipilih dari antara jemaat dan diterima menjadi pelayan di gereja. Sesuai dengan Aturan dan Peraturan HKBP (AP HKBP).

 Ada dua jenis pelayan HKBP, yaitu :

(1)    Pelayan tahbisan 

Pelayan tahbisan dibagai dalam dua kelompok menurut waktu pelayanan, yaitu :
-    Pelayan penuh waktu (full timer) 
-    Pelayan paruh waktu (non full timer). 


Pelayan penuh waktu antara lain Pendeta, Guru Jemaat, Bibelvrouw, dan Diakones. Pelayan penuh waktu ini ditempatkan menurut Surat Keputusan Penempatan (SK) oleh Kantor Pusat HKBP yaitu di jemaat, pelayanan umum, dan tempat-tempat pelayanan HKBP lainnya dan menerima upah dari jemaat. Ia melayani di satu-satu jemaat/resort atau pelayanan umum gereja lainnya secara periodic sesuai dengan SK Pusat.

Pelayan paruh waktu adalah pelayan yang mempersembahkan hidupnya untuk melayani di tengah-tengah jemaat tanpa menerima upah dari gereja. Pelayan Tahbisan Paruh Waktu ini antara lain adalah Sintua, Ia diangkat dari antara jemaat dan melayani di intern jemaat. Sementara pelayan paruh waktu lainnya adalah Evangelis, ia adalah pelayan yang memberikan waktu, hidup dan materinya untuk melayani di bidang-bidang pelayanan ekternal gereja (misalnya di kantor-kantor, di komunitas-komunitas pelayanan ekternal gereja lainnya).


(2)    Pelayan non-tahbisan

Pelayan non tahbisan adalah semua jemaat yang ambil bagian dalam pelayanan gereja misalnya seksi-seksi, panitia, guru sekolah minggu, tim song leader, tim musik, tim multimedia, tim doa, tim zending, tim diakonia sosial  dll yang bersedia melayani tanpa upah dari gereja.


Sesuai dengan AP HKBP, cukup banyak tugas dan tanggung jawab Sintua antara lain membantu Pendeta melaksanakan pelayan di gereja, sebab tidak mungkin seorang Pendeta atau Guru Jemaat mampu melakukan seluruh pelayanan terhadap jemaat tanpa bantuan dari Sintua atau pelayan lainnya. Mereka harus saling membantu dan saling mendukung dalam pelayanan supaya dapat melakukan berbagai macam pelayanan dalam gereja dengan baik.

Pendeta, Guru Jemaat, Bibelvrouw dan Diakones adalah pelayan tahbisan yang sudah terlebih dahulu mengikuti pendidikan di seminari, belajar firman Tuhan dan berbagai pengetahuan umum lainnya supaya memiliki kemampuan dalam melakukan pelayaan kepada jemaat. Namun Sintua tidak melalui pendidikan seperti itu, tetapi pembinaan Calon Sintua diserahkan kepada jemaat maupun resort melalui pendeta resort masing-masing.
Masih banyak gereja yang belum melakukan pembinaan yang jelas terhadap para calon Sintua, Kadang-kadang mereka hanya belajar seiring waktu, dan ketika mereka sudah menjalani learning selama setahun langsung ditahbiskan menjadi Sintua.


Namun sebenarnya adalah sangat penting pembinaan yang jelas dan ter-program untuk calon Sintua, sebab peranan Sintua sangatlah penting dalam gereja. Oleh karena itu perlu pengetahuan dan kemampuan yang lebih, sehingga mereka mampu melakukan pelayanan yang baik dan benar. Itu sebabnya saya ingin berbagi pegetahuan tentang Sintua dalam tulisan ini.



2.    Sekilas tentang Tahbisan Sintua di HKBP

2.1    Sintua

Pengertian Sintua adalah orang yang ditunjuk dan / atau dipilih untuk melayani di tengah-tengah jemaat. Tugas dan pelayanan Sintua pada masing-masing gereja bisa saja berbeda tergantung tingkat pelayanan dan aturan masing-masing gereja tersebut. Sehingga kita tidak bisa menyamakan tugas Sintua dalam satu gereja dengan gereja yang lain. Contoh gereja congregational, dimana jemaat melalui rapat jemaat yang menentukan tugas dan pelayanan dan yang menetukan siapa yang menjadi pendeta dalam gereja tersebut. Namun dalam gereja presbyterial, Sintua melalui rapat majelis (parhalado) yang menentukan program pelayanan dan mentukan siapa pendeta dalam gereja tersebut. Ada juga gereja yang mengangkat Sintua secara periodic.


Di tengah-tengah suku Batak sebelum masuknya kekristenan, sebutan “Sintua” sudah ada sebelumnya. Yaitu orang yang dituakan dalam masyarakat, contoh : kepala pelayan dalam suatu pesta, kepala tukang dalam suatu bangunan rumah, dll. Jadi arti Sintua atau Penatua dalam suku Batak adalah orang yang dituakan, baik  karena usianya, pengetahuannya, perilakunya dan dapat dipercaya dalam suatu tugas tertentu.


Akan tetapi tidaklah sama pengertian sintua dalam masyarakat Batak sebelum masuknya kekristenan dengan pengertian Sintua sebagai salah satu pelayan tahbisan dalam gereja. Dalam gereja, Sintua adalah yang dipilih untuk melayani sesuai  dengan aturan gereja, sedangkan sebutan sintua atau penatua dalam masyarakat adalah menunjukkan status dan ke-tokoh-annya dalam masyarakat tersebut. Namun walaupun demikian, sebutan Sintua dalam masyarakat Batak adalah sangat  berharga, sebab mereka adalah orang yang melakukan tugas-tugas penting dan dihargai karena dianggap memiliki kemampuan memimpin dan memberi pertimbangan tentang masalah-masalah yang terjadi dalam gereja maupun masyarakat. Oleh sebab itu pemilihan seorang calon Sintua janganlah dilihat hanya karena usia yang sudah matang ataupun karena kemampuannya belaka, tetapi yang lebih penting adalah perilaku dan imannya kepada Tuhan.

   

Dalam Kitab Perjanjian Baru, Sintua disebut Penatua (presbyteros), bisa kita lihat dalam :

-      Luk 22:66 : Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka,

-      Kis. 14:23 : Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka

-      I Tim 4:14 : Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua

-      I Tim 5:19 : Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi

-      Tit 1:5 : Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu.

 

Pengertian presbyteros sangat luas dalam gereja mula-mula, sehingga para rasul pun sering disebut presbyteros,

hal itu bisa kita lihat dalam :

-      II Yoh 1:1 : Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran.

-      III Yoh 1:1 : Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.

-      I Pet 5:1 : Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.

 

Dalam gereja mula-mula Sintua diangkat langsung oleh para Rasul untuk memberitakan injil. Sintua membantu para Rasul melayani dalam jemaat, memperhatikan jemaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kerohanian mereka. 


Sintua dalam bahasa Indonesia disebut Penatua, ada juga yang menyebutnya dengan sebutan Majelis. Sebenarnya lebih cocok sebutan Penatua daripada Majelis, karena majelis adalah perwakilan dari beberapa orang atau kelompok, namun SIntua atau Penatua bukanlah perwakilan kelompok tetapi dipilih untuk menerima tugas pelayanan kepada semua jemaat, jadi Sintua bukan hanya mewakili jemaat di wilayahnya tetapi adalah Sintua dari seluruh jemaat. Istilah majelis lebih cocok disebut untuk Parhalado yaitu gabungan dari pelayan tahbisan dan non tahbisan.


Dalam AP HKBP, pengertian Parhalado dikembangkan bukan hanya untuk pelayan tahbisan, tetapi sebutan untuk semua yang mau mempersembahkan dirinya melayani di tengah-tengah jemaat, contoh : Guru SM, Tim Musik Gereja, Panitia Pembangunan, Song Leader, Tim Multimedia dan Pengajar Koor,  dll yang dipilih oleh gereja.



2.2    Tahbisan Sintua dalam era Missionaris

    Dalam sejarah HKBP, Sintua adalah yang pertama diangkat oleh para missionaries untuk membantu mereka memberitakan injil kepada masyarakat Batak. Tetapi pada waktu itu belum masuk dalam kategori pelayan tahbisan.  Setelah Nomensen datang ke tanah Batak, yang pertama dilakukannya adalah mencari orang yang bisa membantunya dalam bahasa, hukum dan aturan serta kebiasaan-kebiasaan suku Batak. Nomensen pun mencari orang-orang yang terpercaya untuk menjadi Sintua. Tugas pertama mereka adalah membimbing masyarakat Batak yang mau percaya  supaya benar-benar mengenal dirinya dan bersedia mengikut Tuhan Yesus sesuai dengan Firman Allah


Secara umum ada beberapa tugas Sintua dalam era Missionaris :
a.   Tugas Sintua sehari-hari

i.    Memperhatian setiap rumah tangga apakah mereka melakukan kebaktian di dalam rumahnya masing-masing

ii.   Malakukan penghiburan dan kunjungan kepada orang yang sakit, serta menuntun mereka supaya tidak pergi berobat kepada dukun-dukun.

iii.  Memperhatikan perempuan-perempuan agar tidak membawa beban yang terlalu berat, dan melarang mereka bekerja pada hari Minggu.

iv.  Menghibur dan membantu orang-orang  yang panennya tidak berhasil dan kepada orang yang menghadapi penderitaan


b.   Dalam Ibadah Minggu 

Sebagian Sintua duduk di depan menghadap jemaat dalam Ibadah supaya mereka bisa memperhatikan siapa saja jemaat yang tidak datang ke gereja. Sebagian lagi memperhatikan ketenangan peribadahan agar tidak ada yang ribut atau yang membuat keributan. Sebagian lagi memperhatikan anak-anak supaya tidak ada yang menangis dalam ibadah  atau bermain di dalam ruangan ibadah. Sebagian lagi duduk bersama-sama dengan jemaat menjaga kekudusan ibadah, mengajar anak sekolah minggu bernyanyi, berdoa dan mengerti firman Tuhan. Sebagian lagi bertugas mengumpulkan persembahan, iuran, dll. 
Selain itu tugas Sintua adalah menuntun jemaat agar mau bersyukur atas segala berkat Tuhan yang telah mereka terima. Menyampaikan berita-berita yang terjadi di tengah-tengah jemaat kepada Pendeta, mis : anak yang lahir, jemaat yang sakit, meninggal, dll supaya dimasukkan dalam warta jemaat. Membantu pendeta menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelayanan baptisan dan perjamuan kudus. Tentang perjamuan Kudus, Sintua bertugas untuk mendamaikan jemaat bila ada sedang dalam perselisihan sebelum menerima Perjamuan kudus.

 

c.    Di tengah-tengah masyarakat

Adalah sangat besar makna tahbisan Sintua jika kita lihat dari tugas-tugasnya dari dulu sampai sekarang ini. Tetapi Sintua bukan hanya berperan dalam gereja, tetapi perannya justru lebih banyak dalam masyarakat. Sintua berperan sebagai gembala yang harus mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan jemaatnya. Pada jaman Nomensen, dia menyuruh dua orang Sintua menemui jemaat di rumahnya maupun ke tempat pekerjaannya untuk :

i.     Menemui Kepala Desa dan raja-raja kampung yang tidak melakukan tugasnya sesuai aturan gereja.

ii.    Menemui ibu-ibu dan para wanita yang tidak datang ke gereja karena pekerjaan di sawah atau lading

iii.   Menemui para pemuda yang tidak mau bekerja, menegor para penjudi dan pemabuk

iv.   Mengingatkan para pemuda/i untuk datang ke gereja dan ikut belajar koor, menggerakkan anak-anak supaya mau datang ke sekolah.

v.    Menemui para pedagang dan mengingatkan mereka supaya tidak mengambil untuk terlalu besar dan supaya jangan berjualan pada hari minggu

vi.  Menemui dan mengingatkan para ambtenar maupunpegawai-pegawai pemerintah supaya bekerja dengan

       jujur dan benar sesuai dengan hukum yang berlaku.

Untuk membangkitkan pengetahuan dan kemampuan Sintua, dibuatlah kursus pembinaan untuk para Sintua. Mereka diajar untuka menulis dan membaca huruf latin, berhitung, bernyanyi dan yang terutama diajari pengetahuan tentang firman Tuhan.


3.   Syarat Menjadi Sintua dan Tugasnya

       Jika kita membaca PB, dalam gereja mula-mula para rasul memilih Sintua dengan penuh pertimbangan yang sangat matang, sebab bagi mereka tugas Sintua adalah sangat berharga dan mulia, yaitu mengembalakan kehidupan rohani jemaat. Itu sebabnya Paulus berkata : “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar” (I Tim 5:17). Oleh karena itu gereja harus hati-hati dalam memilih seorang calon Sintua. Paulus menasehati Timoteus dan Titus tentang aturan penerimaan calon Sintua yaitu :

-    Titus 1 : 5 - 9 : Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

 -    I Timoteus 3 : 2 - 4 : Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.


Sesuai dengan AP HKBP pasal 25 ayat (6), telah ditentukan syarat menjadi Sintua yaitu :
Syarat Menjadi Penatua
a.    Warga jemaat yang mempersembahkan dirinya menjadi penatua di jemaat. 
b.    Rajin mengikuti kebaktian minggu dan perjamuan kudus. 
c.     Berperilaku tidak bercela. 
d.    Paling sedikitnya berumur 25 tahun. 
e.     Sehat rohani dan jasmani. 
f.    Sedikit-dikitnya berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. 
g.    Dipilih oleh warga jemaat dari antara mereka dan ditetapkan oleh Rapat Pelayan Tahbisan. 


Tugasnya 
a.    Sebagai tertera dalam Agenda Penerimaan Penatua HKBP. 
b.    Melaksanakan baptisan darurat. 
c.    Menyusun statistik warga jemaat di lingkungannya masing-masing. 
d.    Mengikuti sermon dan rapat penatua. 
e.     Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

 

 

Bahan Ajar Parguru Sintua di Ressort Pekalongan

Oleh Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min

Pertemuan II :  SINTUA DI HKBP

------------------------------------------------------------------------------- 

 

SINTUA DI HKBP (2)

Panggilan dan Pilihan Allah

 

Penjelasan tentang Panggilan dan Pilihan Allah kepada para hambaNya

    Sebelum ditahbiskan, seorang Sintua harus mengerti bagaimana pemanggilan dan pemilihan Allah kepada para hambaNya sebagaimana dikatakan dalam Alkitab. Sangat banyak pelajaran yang boleh kita ambil sebagai seorang pelayan Tuhan bagaimana jawaban yang sesungguhnya ketika mereka terpanggil dan dipilih menjadi hambaNya. Tentu saja jawaban dan ketaatan yang ditunjukkan para hamba Tuhan dalam Alkitab, itulah yang diharapkan menjadi teladan bagai para hamba Tuhan masa kini.


Ada 6 (enam) contoh untuk direnungkan bagaimana Tuhan memanggil dan memilih para hambaNya dan kita mau melihat bagaimana respon mereka terhadap panggilan itu.


1.    Panggilan terhadap Musa (Keluaran 3 :  1 - 12)

3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.

3:3  Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

3:6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.

3:7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.

3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

3:9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.

3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

3:11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"

3:12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."


Apa yang bisa kita pelajari dari nats ini ?

•      Allah memanggil Musa dari pekerjaannya sebagai gembala kambing domba Yitro mertuanya di gunung Horeb. (Ay.1)

•      Allah memanggil Musa utk ditugaskan membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir (ay. 10)

•      Merespon panggilan tersebut, Musa mengenal dirinya dan merasa tidak pantas dan tidak mampu untuk menghadap Firaun dan membawa keluar orang Israel dari Mesir (Ay. 11)

•      Namun Allah menyakinkan Musa bahwa DIA akan senantiasa menyertainya (ay. 12)

 

Pelajaran yang bisa kita ambil dari pemanggilan Musa adalah bahwa kita dipanggil Tuhan bukan karena kita dianggap pantas atau mampu melakukan tugas pelayanan itu dengan sempurna, tetapi hanya dengan penyertaan Tuhanlah kita boleh melakukan tugas pelayanan dengan baik.

 

2.    Panggilan terhadap Samuel ( 1 Sam 3:1-4:1a)

3:1 Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.

3:2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.

3:3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.

3:4 Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."

3:5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur.

3:6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."

3:7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.

3:8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu.

3:9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.

3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."

3:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya.

3:12 Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir.

3:13 Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!

3:14 Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."

3:15 Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.

3:16 Tetapi Eli memanggil Samuel, katanya: "Samuel, anakku." Jawab Samuel: "Ya, bapa."

3:17 Kata Eli: "Apakah yang disampaikan-Nya kepadamu? Janganlah kausembunyikan kepadaku. Kiranya beginilah Allah menghukum engkau, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah kata pun kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya kepadamu itu."

3:18 Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatu pun. Kemudian Eli berkata: "Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik."

3:19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.

3:20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.

3:21 Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.

4:1a Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel.


Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari nats ini ?

•      Elkana mempunyai dua isteri yaitu Hana dan Penina. Penina sudah terlebih dahulu mempunyai anak, namun Hana belum sehingga dia dianggap sudah mandul. Namun Hana selalu berdoa kepada Tuhan agar tuhan memberikan dia anak, kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.". (1 Sam 1:11). Tuhan mendengarkan doanya dan dia dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Samuel. Ketika Elkana akan mempersembahkan korban sembelihan dan korban nazar ke bait suci, Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya. (1 Sam 1:22).

•      Sejak kecil Samuel diserahkan kepada Imam Eli untuk dibimbing menjadi pelayan Tuhan. Sebelumnya Samuel belum mengenal Tuhan, Imam Eli tahu bahwa Samuel telah dipanggil oleh Allah dan mengajar Samuel bagaimana menjawab panggilan itu. Sehingga ketika Allah memanggilnya untuk ke sekian kalinya dia berkata : "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." (1 Sam 3:10)

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah bahwa Samuel, walaupun belum mengenal TUHAN, bahkan  firman

TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya, namun dia memiliki ketaatan.

 

 

3.    Panggilan terhadap Yesaya (Yes. 6 :1-13)

6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.

6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.

6:5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."

6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.

6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."

6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

6:9 Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!

6:10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh."

6:11 Kemudian aku bertanya: "Sampai berapa lama, ya Tuhan?" Lalu jawab-Nya: "Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi.

6:12 TUHAN akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong.

6:13 Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!"

 

Pelajaran yang kita ambil adalah :

•   Yesaya hidup dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, dia adalah seorang pegawai istana Raja dan sering menyertai raja ke bait suci. Pemanggilan Yesaya terjadi ketika dia berada di bait suci, dimana dia melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci, serta para malaikat yang berdiri di sebelah atasnya. (ay.1-2)

•    Setelah melihat kemuliaan Allah, Yesaya berkata “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." (ay.5)

•     Lalu malaikat Serafim menyentuhkan bara api ke bibir Yesaya untuk menguduskannya dan berkata : “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni, lalu Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" 

•    Respon Yesaya ketika mendengar itu sangat gentlemen, itu kita lihat ketika dia berkata "Ini aku, utuslah aku!"

 

Pelajaran yang kita ambil adalah bahwa Yesaya mengaku dirinya sebagai orang berdosa, tetapi ketika Tuhan mengampuni dosanya, Yesaya pun siap menjadi utusan Tuhan.


4.  Panggilan terhadap Yeremia (Yer. 1:4-19)

1:4  Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:

1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

1:6 Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."

1:7 Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.

1:8 Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

1:9  Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.

1:10 Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."

1:11 Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam."

1:12 Lalu firman TUHAN kepadaku: "Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku."

1:13 Firman TUHAN datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya: "Apakah yang kaulihat?" Jawabku: "Aku melihat sebuah periuk yang mendidih; datangnya dari sebelah utara."

1:14 Lalu firman TUHAN kepadaku: "Dari utara akan mengamuk malapetaka menimpa segala penduduk negeri ini.

1:15 Sebab sesungguhnya, Aku memanggil segala kaum kerajaan sebelah utara, demikianlah firman TUHAN, dan mereka akan datang dan mendirikan takhtanya masing-masing di mulut pintu-pintu gerbang Yerusalem, dekat segala tembok di sekelilingnya dan dekat segala kota Yehuda.

1:16 Maka Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka, karena segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku, dengan membakar korban kepada allah lain dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri.

1:17 Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!

1:18 Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.

1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

 

Pelajaran yang bisa kita ambil :

•      Yeremia telah dipilih Tuhan sejak dalam kandungan dan telah ditetapkan menjadi nabi atas bangsa-bangsa (ay. 5)

•      Setelah Yeremia mendengar panggilan itu, dia pun merasa tidak pantas sebab umurnya yang masih muda dan kemampuannya berbicara yang masih kurang. (ay.6)

•      Namun Tuhan meneguhkan panggilannya dengan berkata : "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN." (ay.7-8)

•      Allah kemudian menjamah mulut Yeremia dan berkata : Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Dan allah member jaminan kepada yeremia bahwa “Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau."

Pelajaran yang kita ambil adalah bahwa panggilan terhadap Yeremia sudah ditetapkan Allah sejak dalam kandungan, dan dalam usia muda Yeremia menerima panggilan itu dengan suatu jaminan bahwa Allah kan menyertai dia.

 

5.   Panggilan terhadap Petrus ( Luk 5:1-11)

5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.

5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.

5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;

5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

5:11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

 

Pelajaran yang bisa kita ambil :

•      Sebelum terpanggil, Petrus adalah seorang nelayan (Penjala ikan), namun suatu ketika mereka sudah semalaman tidak mendapat ikan,Yesus naik kedalam perahunya dan memerintahkannya untuk menebar jala sehingga mereka mendapat ikan yang sangat banyak. (ay. 2,4-5)

•      Setelah itu Petrus pun mengenal Yesus dan tersungkur di depanNya dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." (ay. 8)

•      Kemudian Yesus memanggil Petrus menjadi muridnya dan menjadi penjala manusia.

 

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah : Petrus adalah orang biasa dan dia mengaku sebagai orang berdosa yang tidak layak ada di hadapan Tuhan, namun Yesus memanggilnya untuk menjadi muridnya.

6.  Panggilan terhadap Paulus (Kis 9:1-19a) 

9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,

9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.

9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"

9:5  Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

9:6  Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.

9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

9:9  Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"

9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,

9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."

9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.

9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."

9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."

9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.

9:19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.

 

Pelajaran yang bisa kita ambil :

•      Saulus pada awalnya adalah seorang anti Kristen yang memburu setiap orang pengikut Kristus. Dengan surat kuasa dari Imam besar, dia menangkapi orang-orang percaya yang ditemuinya. (ay. 1-2)

•      Lalu dalam sebuah perjalanan ke Damsyik, dia dijamah oleh Tuhan melalui cahaya sehingga matanya menjadi buta. Lalu Tuhan berkata : “Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?”. (ay.3-4)

•      Tiga hari lamanya dia buta, lalu Tuhan mengutus murid Tuhan bernama Ananias untuk menemui Saulus dan memulihkan matanya yang buta. (ay. 10,15-16)

•      Saulus bertobat dan namanya diganti menjadi Paulus.

 

Pelajaran yang kita ambil adalah bahwa Tuhan bisa mengubah hidup kita dari seorang yang paling jahat sekalipun dengan caranya sendiri untuk kemudian dipakai Tuhan menjadi hambaNya.

 



Bahan Ajar Parguru Sintua di Ressort Pekalongan

Oleh Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min

Pertemuan III :  SINTUA DI HKBP

-------------------------------------------------------------------------------


SINTUA DI HKBP (3)

 

AKU Yang Memilih Kamu


Penjelasan tentang Panggilan dan Pilihan Tuhan menurut Yoh 15:16

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”


1.    Pengantar

Panggilan dan Pilihan Allah kepada para hambaNya cukup banyak kita lihat dalam Alkitab PL dan PB. Melalui panggilan dan pemilihan itu sangat jelas ditekankan untuk menunjukkan bahwa Allah memakai hambaNya menjadi utusanNya menyampaikan setiap rancangan Allah kepada dunia ini.

Adalah sangat sulit untuk mengetahui motivasi dan tujuan seseorang menjadi Sintua atau pelayan lainnya dalam gereja. Oleh karena itu apabila sampai saat ini motivasi kita belum jelas ketika menjadi Sintua, hendaklah melalui firman Tuhan yang kita baca diatas, bisa membantu kita mengenal motivasi dan tujuan kita melayani dalam gereja Tuhan, yaitu bahwa Allah sendiri yang memilih kita supaya menghasilkan buah yang tetap.

Sekarang mari kita coba menyelidiki penjelasan ayat diatas sehingga meneguhkan hati kita dalam panggilan dan pilihan Tuhan kepada kita.



2.    Penjelasan

Ada dua hal yang harus kita lihat dalam ayat diatas :

a. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu.

Yang pertama, jelas dikatakan bahwa Allah sendiri yang memilih hambaNya, bukan karena kemampuan, kepintaran dan kelebihan kita sehingga dipilih Tuhan menjadi pelayanNya. Artinya kuasa pemilihan itu adalah otoritas Allah sendiri.

Yang kedua, oleh karena Allah sendiri yang memilih hambaNya, maka Allah juga yang menetapkan pilihanNya itu. Ditetapkan artinya diperlengkapi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang di berikan Tuhan kepada para hambaNya. Oleh karena itu, karena Tuhan yang telah menetapkan kita menjadi hambaNya, maka kita juga harus memberikan sepenuhnya hidup kita untuk memenuhi panggilan Allah itu. Paulus berkata “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”

 

 b.       Supaya menghasilkan buah

Kita dipilih dan ditetapkan oleh Allah menjadi pelayanNya, harus sipa untuk taat kepada perintahNya. Perintah itu adalah supaya kita menghasilkan buah yang baik dan tetap dimana pun kita melayani.
Begita banyak pelayanan yang harus dilakukan dalam gereja, kita melayani supaya semua kegiatan pelayanan itu berjalan dengan baik dan teratur. Mengunjungi orang sakit, membantu orang miskin, janda-janda, yatim piatu, supaya mereka boleh merasakan kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup mereka. Banyak hal yang harus dilakukan oleh seorang Sintua di tengah-tengah gereja dan masyarakat supaya setiap kehidupan jemaat itu seturut dengan kehendak Allah.

Pemazmur menggambarkan kehidupan orang percaya seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Maz. 1:3). Demikianlah para pelayan Tuhan yang telah dipanggil dan dipilih Allah, harus hidup dekat dengan Air kehidupan, yaitu Yesus Kristus supaya boleh berbuah dalam setiap pelayanannya.
Hal tersebut sejaln dengan firman Tuhan dalam Mat. 5:13-14 : “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi”. Garam yang memberikan rasa kepada makanan, demikianlah kiranya pelayan Tuhan kepada masyarakat sekitarnya, dan menjadi terang untuk menerangi setiap perbuatan kegelapan yang ada dalam gereja dan lingkungan sekitarnya.
Itulah buah yang harus dihasilkan oleh pelayan Tuhan, sehingga melalui mereka Allah semakin dimuliakan.

 

3.   Renungan


Telah dijelaskan dalam ayat diatas, bahwa Allah sendiri yang memanggil dan memilih siapa yang layak menjadi hambaNya. Oleh karena itu kita harus sepenuh hati menjawab panggilan dan pemilihan itu. Apakah kita sudah siap mempersembahkan hidup kita menjadi pelayanNya? Allah menginginkan kita untuk berbuah yang baik, karena itu harus melakukannya dengan segenap hati, kekuatan dan perbuatan kita sehingga menghasilkan buah yang baik kepada sekitar kita. 


Untuk itu berdoalah dalam hatimu untuk meneguhkan hati  menjawan panggilan dan pilihan Allah yang telah samapi kepada kita. Dan mintalah kekuatan dari Tuhan supaya kita dikuatkan melaksanakan tugas pelayan kita sehingga menghasilkan buah yang baik selama hidup kita.