Jumat, 15 Maret 2024

Sekilas Tentang Makna Dari Janji Iman

 

SEKILAS TENTANG MAKNA DARI JANJI IMAN

(FAITH PROMISE GIVING)

 

Istilah “Janji iman atau “Faith Promise Giving” adalah istilah penggalangan dana yang pada masa kini sering dipakai oleh gereja dan badan misi sebagai metode untuk menggalang dana demi mendukung pembangunan dan pelayanan misi gereja.  Gereja HKBP sendiri telah cukup lama mengenal dan memakai metode ini. Istilah “Faith Promise Giving” (janji iman) ini dipopulerkan oleh Oswald J. Smith (1889-1986). Ia adalah seorang pendeta beraliran fundamentalis yang sangat antusias mendukung misi penginjilan dunia. Pada awal pelayanannya, Pdt Smith terpesona oleh konsep penggalangan dana misi yang dikembangkan oleh A.B. Simpson (pendiri Kristen dan Missionary Alliance). Simpson ingin mengubah atau memajukan gereja yang pada mulanya hanya sekali-sekali mengadakan pengumpulan persembahan untuk biaya misi. Dengan menyebut idenya sebagai “Janji Iman,” maka Simpson ingin agar anggota jemaat berkomitmen memberikan persembahannya secara berkala baik mingguan maupun bulanan untuk dana penginjilan. Konsep inilah yang diterapkan Oswald Smith di Peoples Church, gereja binaannya yang terletak di Kanada.

Makna dari Janji Iman

Janji Iman adalah janji yang didasarkan pada iman seseorang untuk memberikan persembahan kepada Tuhan. Komitmen sukarela seseorang untuk memberikan dukungan materi dalam jumlah tertentu secara konsisten dalam rangka mendukung pelayanan dan misi gereja. Janji iman adalah janji kita untuk setia di dalam memberikan harta kita untuk mendukung perkerjaan pelayanan dan misi gereja. Suatu janji di hadapan Tuhan bahwa kita bukan saja memberikan dari apa yang sudah kita miliki saat ini, tapi kita juga digerakkan untuk memberikan apa yang mungkin kita miliki. Janji iman biasanya diberikan secara berkala. Dalam membuat Janji Iman, setiap orang percaya diajak untuk bertanya kepada dirinya di dalam iman kepada Allah, berapakah selayaknya yang harus dipersembahkannya bagi pekerjaan Tuhan, dan kemudian berkomitmen mempersembahkannya sebagaimana Tuhan juga sudah menyediakan/ memberikan berkatNya kepadanya.

Janji Iman menurut pandangan Alkitab

Di dalam Alkitab Perjanjian Lama, pemberian persembahan yang serupa dengan janji iman sering disebut dengan ‘nazar’. Nazar adalah sebuah janji yang dibuat oleh seseorang untuk melakukan atau memberikan  sesuatu demi mencapai tujuan tertentu atau apabila tujuannya telah tercapai. Orang Kristen memahami Nazar sebagai janji yang berlaku secara mengikat dan penuh nilai-nilai sakral sebab terjadi diantara hubungan manusia dengan Allah. Yang penting di sini adalah ketaatan kita pada komitmen yang telah kita buat (lihat Mazmur 56:13).

Ulangan 23:23, menyebutkan bahwa Nazar adalah sesuatu yang dilakukan dengan sukarela kepada Tuhan. Imamat 7:6 dan Bilangan 15:3, menulis bahwa Nazar selalu dikaitkan dengan korban sukarela. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang bernazar maka dia tidak mendapat paksaan dari pihak manapun. Ia menentukan sendiri tentang Nazar yang dibuatnya. Saat melakukan Nazar bisa juga terjadi tawar-menawar, hal ini bisa dilihat dalam beberapa cerita Alkitab. Misalnya cerita Yakub dalam kejadian 28:20-22, Hana dalam 1 Samuel 1:11 dan Yefta dalam Hakim-hakim 11:29 -40.

 

Nazar sebagai janji harus dipenuhi, dan adalah dosa jika tidak memenuhinya. Itu sebabnya, sebelum bernazar, seseorang harus memikirkannya dengan sungguh-sungguh, bukan melakukannya karena emosional (Amsal 20: 25).

Pengkhotbah 5:4 juga menekankan tentang nazar yang harus ditepati, jika tidak bisa menepati lebih baik tidak bernazar (bnd. Mazmur 50:14-15).

Dalam Alkitab Perjanjian Baru, persembahan yang bersifat komitmen sukarela itu bisa kita baca dalam 2 Krontus 8 : 10 – 12

8:10 Inilah pendapatku tentang hal itu, yang mungkin berfaedah bagimu. Memang sudah sejak tahun yang lalu kamu mulai melaksanakannya dan mengambil keputusan untuk menyelesaikannya juga.

8:11 Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.

8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

 

Dari nas ini, kita melihat bagaimana Janji Iman itu dilakukan dalam bentuk melanjutkan kemurahan hati dan pelayanan kasih yang telah mereka (jemaat Korintus) mulai dan putuskan untuk membantu dan menopang pelayanan para hamba-hamba Tuhan serta menolong kebutuhan jemaat-jemaat. Mereka telah berjanji untuk memberikan dukungan dana demi keberlanjutan pelayanan kasih dan misi para hamba Tuhan.

Aplikasi

Ketika kita melakukan Janji Iman, kita harus berangkat dari kenyakinan terhadap pemeliharaan Allah serta meng-imani bagaimana Allah mencurahkan berkatNya untuk pekerjaanNya melalui umat-Nya. Melalui Janji Iman ini, kita diajak untuk merenung dan bertanya pada diri kita masing-masing, "Berapa banyak berkat Tuhan, yang kita imani telah dicurahkan Tuhan untuk disalurkanNya melalui kita?" Artinya kita harus mengakui bahwa apa yang ada pada kita adalah milik Allah serta kepunyaanNya, Dialah sang Pemilik, kita hanya alat yang dipercayakanNya untuk mengelola dan menyalurkannya.

Pemberian Janji Iman adalah sebuah cara untuk memuliakan Tuhan dengan memberi dalam rangka mendukung pelayanan gereja dan misinya bagi dunia melalui gereja lokal kita. Dengan melakukan hal ini, kita bermitra dengan Tuhan dan para hambaNya dalam rangka menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini. Setiap orang yang melakukan bagiannya memperluas pelayanan dan misi global Tuhan melalui gerejaNya dan menjembatani kesenjangan bagi semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar