TERANG ITUPUN HADIR DI NEGERI
YANG KELAM
(Oleh : Pdt. Bernard H. Pasaribu,
M.Min)
Pengantar Drama : Pada abad ke-17 dan abad ke-18, Indonesia
adalah salah satu negara kepulauan yang cukup terkenal di Benua Eropa dan
Amerika. Bangsa-bangsa di eropa berlomba-lomba untuk datang dan menjajah negri ini
karena mereka ingin menguasai kekayaannya. Bersama dengan kedatangan mereka,
mereka juga menyertakan para penginjil-penginjil untuk melayani mereka dan
untuk memberitakan Injil.
Salah satu
daerah yang cukup terkenal di dalam catatan para penginjil Eropa itu adalah
Tapanuli (Tano Batak). Daerah Tapanuli yang masih barbar menjadi salah satu
daerah tujuan penginjilan yang paling diinginkan para penginjil-penginjil
(badan-badan penginjilan Eropa) karena masih steril dari pengaruh agama-agama
khususnya Islam yang sudah tersebar di Sumatra Barat (Padang).
I. ADEGAN I : DI SEBUAH SEKOLAH TEOLOGI DI
AMERIKA
Prolog : Jauh di Amerika tahun 1834, di sebuah Kantor Zending American Board of Commisioners for Foreign Missions yang
terdapat di Boston Amerika, tampak beberapa pendeta dan penginjil sedang
berdiskusi.
Panggung : Panggung menunjukkan sebuah ruangan sebuah kantor zending, , tampak
beberapa meja kantor, namun di satu meja ada beberapa hamba Tuhan sedang berdiskusi. (disitu ada Samuel Munson dan
teman-temannya.)
Henry Lyman : (lalu Lyman memasuki panggung, sambil
membawa buku). .Samuel……. samuel……!
Samuel Munson: . Ya….Henry, ada apa?
Henry : Coba kamu tebak, surat apa yang ada di tangan saya saat ini?
Samuel : Surat apa?..... mana saya
tahu! Tapi nampaknya kamu sangat bersemangat, coba sini biar saya baca
(berusaha untuk merebut surat tersebut dari tangan Henry)
Henry : Ooppps.. tunggu
dulu, Ini surat dari pimpinan untuk
menugaskan kita berangkat menginjili ke Tapanuli?
Samuel : Oh ya…! Kapan ?
Henry : Dua minggu lagi. Ada
kapal kompeni yang akan berangkat ke Hindia, 2 minggu dari sekarang.
Samuel : Tapi kita khan belum
mempunyai informasi yang cukup tentang daerah itu
Henry : Tenang ..kawan…ini ada bulletin tentang perjalanan dan penginjilan
dari Pdt. Burton dan Pdt. Ward dari Sending
Baptist Missionary Society – Inggris tahun 1820 tentang Tapanuli,
tentang Sibolga!
Samuel : Oh ya…..Tentang
orang-orang Batak yang masih primitive itu khan? Coba sini aku lihat
John : Tapi kalian khan belum tahu bahasa batak….! Bagaimana kalian akan
berkomunikasi dengan mereka!
Henry : Bagaimana kalau kita
membayar seorang penterjemah!
Samuel : Brilliant……itu ide bagus…saya suka ide kamu
Henry! (sambil mengacungkan jempolnya ke Henry).
Henry : Tadinya
sich saya mau belajar bahasa Batak dulu,
John : Lalu
apa masalahnya .. kawan?.........
Henry : Masalahnya……… belum ada
yang mengajarkannya ….sementara kapal yang menuju ke Hindia itu akan berangkat Minggu
depan? Jadi tidak ada cukup waktu untuk
mempelajarinya.
Samuel : Santai aja kawan, kita akan coba
mempelajarinya selama di pelayaran….
Henry : Ide bagus kawan…. (nampak wajah Samuel Munson
dan Henry Lyman berseri-seri).
Samuel : Kalau begitu kita harus mulai mempersiapkan
segala peralatan kita! Mari……
(lalu mereka masuk, dan
pangung pun menjadi sunyi).
Prolog : Samuel
Munson & Henry Lyman pun mulai mempersiapkan segala keperluan mereka,
mereka berangkat ke Hindia (Indonesia
pada saat itu) dengan menumpang kapal Kompeni Belanda yang pada jaman itu
menguasai dan menjajah Indonesia .
ADEGAN II : SEBUAH
KAMPUNG BATAK YANG BERNAMA LOBU PINING
Situasi :
sebuah perkampungan Batak yang nampaknya
masih primitive, orang-orang berpaiakan ulos. Ada Raja, Datu (Dukunnya orang
Batak),pengawal-pengawal raja dan beberapa warga.
Prolog : Hingga abad ke-17 orang-orang Batak yang
tinggal di Tano Batak (Tapanuli) masih hidup di dalam kegelapan, mereka masih
belum mengenal TuhanYesus Kristus, Orang Batak masih masih
hidup dengan menyembah roh-roh nenek moyang. Peran seorang Rja dan Datu (Dukun)
masih sangat menentukan didalam menentukan segala hal kebijakan yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Sementara di saat yang sama Belanda sudah
menguasai Sumatra Barat , terdengar kabar akan segera memasuki Tapanuli,
sehingga Raja-raja Batak mulai gusar.
Panggung :
(tampak di panggung, Raja dan beberapa
pengawal. Raja sedang mondar-mandir, raut wajahnya menunjukkan hatinya yang
sedang gusar).
Pengawal I :
Raja nami…berita tentang Orang-orang
Bolanda yang telah menguasai Padang
dan Sibolga sudah sampai ke telinga warga kita!
Pengawal 2 : Betul , raja nami, warga sudah semakin gusar, karena katanya bolanda
itu akan masuk dan menyerang tano kita ini!
Raja : Apa kabar yang kalian dengar ini bisa
dipercaya?...
Pengawal I : Bisa,
raja nami.
Raja : Kalau begitu, kau
panggil dulu Ompung Datu na Bolon kemari, aku mau minta nasehat
darinya,…….cepat…..!
Pengawal II : Baik,
raja nami, permisi raja nami…!
Raja : Permisi!…..permisi!….permisi
kau bilang lagi!… cepat sana pergi..! (lalu Raja mondar mandir seperti sedang memikirkan
sesuatu).
(Tidak lama
kemudian, pengawal II masuk bersama dengan Ompung Datu na Bolon, di tangan
Ompung Datu ada tongkat – namanya Tunggal Panaluan)
Datu : (Dengan suara berat) Horas ma di hamu……
Raja : Horas ma Ompung……! (sambil menundukkan kepala
tanda hormat kepada Datu).
Datu : Ada apa Raja Panggalamei! Kenapa kau memanggil
ompung mu ini, siang-siang begini! Ini khan jam istirahatnya ompungmu ini!
Raja : Begini
Ompung………Rakyat sekarang sudah gusar…katanya orang-orang Bolanda Si Bontar Mata
itu sudah menguasai Sibolga, dan katanya, akan segera masuk , menyerang dan
menguasai daerah kita ini!
Datu : kalau begitu, kita
akan memperketat penjagaan pintu masuk daerah kita ini, setiap orang asing
apalagi si Bontar Mata yang masuk ke daerah kita ini harus kita tangkap. dan Aku
akan meminta kepada roh-roh ompung kita
untuk menjaga daerah kita ini.
Raja : Baik….Ompung! Pengawal………kalian dengar apa kata ompung Datu
na Bolon, mulai dari sekarang perketat penjagaan …tidak boleh ada siBontar Mata
masuk ke tano kita ini.
Pengawal : (Serentak menjawab) Siap Raja
nami………..!
Raja : Beta ma ompung……..(Raja mengajak Ompung Datu keluar meninggalkan panggung).
ADEGAN III : PDT.
HENRY LYMAN DAN PDT SAMUEL MUNSON DIBUNUH
Prolog : Di Sibolga Pdt Henry Lyman & Pdt Samuel
Munson telah tiba, mereka berkonsultasi dengan Belanda dan mendapat ijin dari
pemerintah Hindia Belanda untuk masuk ke daerah tapanuli untuk memberitakan
Injil. Mereka menyewa beberapa pengantar dan penterjemah karena mereka sendiri
tidak bisa berbahasa batak. Mereka juga membawa senapang untuk jaga-jaga. Mari
kita dengarkan babak selanjutnya.
Panggung : Menunjukkan suatu tempat terbuka layaknya
sebuah pasar. Ada
beberapa orang pengawal yang sedang berjaga di dekat pintu masuk sementara di
sudut yang lainnya ada beberapa orang batak yang sedang mengadakan aktivitas
dagang (jual beli).
Pengawal 3 : hei lae…pernah ya kau melihat orang Belanda si Bontar Mata itu?
Pengawal 4 : Belum lae…. Tapi pasti matanya beda dengan
kita….khan siBontar Mata berarti Matanya pasti putih.
Pengawal 3 : Ya ia lah..namanya pun Si Bontar Mata. hei…..coba
lihat orang itu, coba kau perhatikan matanya! Itu pasti si Bontar Mata itu!
Pengawal 4 : Ia,
betul lae, matanya putih . itu
pasti si bontar mata yang disebut-sebut itu, mereka pasti mata-mata belanda…
Pengawal 3 : Cepat….cepat kau pergi … beritahukan kepada Raja dan para pengawal
lainnya.
Pengawal 4 : Baik…., baik,…. lae
(Pengawal 4 lalu
berlari menemui raja dan pengawal lainnya..semantara Pdt Henry Lyman & Pdt
Samuel Munson masuk bersama dengan para pengawalnya).
Dari sisi yang lain
Raja & Pengawalnya datang (para pengawal datang lengkap dengan senjatanya –
Tombak). …..
Pengawal 1 : Berhenti…(rombongan Penginjil itupun berhenti,
akan tetapi melihat para pengawal raja yang datang dengan membawa tombak,
pengawal dan penterjemah para penginjil itupun lari ketakutan meninggalkan Pdt.
Samuel Munson dan Pdt. Henry Lyman)
Samuel : Hei….wait ! don’t go…..(Samuel memanggil para
pengawal an pennterjemahnya yang melarikan diri meningglkan mereka berdua).
Pengawal 2 : Hei….Bontar Mata, kau pasti orang belanda,
penjajah itu khan…
Pengawal 3 : Raja….Lihat dia membawa senjata, dia pasti
datang mau menjajah kita…bunuh aja…
Henry : What do you say………… we not understand, we are
missionaries….Yesus…you know…Yesus
Raja : Tangkap mereka……. (Pengawal menangkap mereka,
mengambil senjatanya dan pengawal lainnya mengikat tanggan para misionaris
itu).
Samuel : What do you do!.....hei…wait…wait…what do you
do, you know Jesus, Jesus….
Raja : Bawa mereka ke pasar, cepat….Dan kau….!
(menunjuk ke salah seorang pengawal), pergi ke rumah Ompung Datu na Bolon, kita
mau minta nasehatnya…cepat!
Pengawal 4 : Siap…Raja..!
(lalu para pengawal membawa
para missionaries yang terikat itu ke salah satu sudut panggung).
(Pengawal 4 datang bersama dengan
datu).
Datu : Horas ma di hamu……..
Semua : Horas ma Ompung Datu Na Bolon……..
Raja : Ompung…..ini ada Si Bontar Mata, mereka adalah
mata-mata Bolanda yang akan masuk dan menyerang negeri kita ini, apa yang harus
kita lakukan…ompung?
Datu : (bertanya kepada para missionaries), Betul
?…kalian mata-mata belanda?
Samuel : Jesus….Jesus….Jesus is Lord, He is the
Saviour, we are his missionaries..
Datu : Apa yang dibilang orang ini?
Pengawal 1 : Mereka orang Belanda Ompung.., Lihat mereka
bawa senjata……..!
Datu : Kalau begitu kita harus mempersembahkan mereka
kepada begu (roh-rohnya)nya ompung-ompung kita! Bagaimana raja nami!
Raja : Bagus Ompung……….kita harus menyingkirkan
mereka, sebelum mereka melaporkan kepada Belanda tentang negri kita ini, bunuh
saja mereka….
Pengawal…….., kasih kau
dulu pisau yang tajam itu kepada Ompung Datu…!
(Pengawal memberi
pisau kepada Datu, lalu datu mulai berkomat-kamit)
Datu : (sambil memainkan-mainkan pisaunya dan melihat
ke atas dan sesebentar menari sambil mengucapkan). “Ompung Mula Jadi Na Bolon,
pencipta dunia dan isinya, kami akan memberikan si Bontar Mata ini menjadi
persembahan kami kepadamu, jauhkanlah bencana dari negeri kami, Ompung penguasa
roh-roh yang ada dibumi, lindungi lah kami, Ompung leluhur kami, terimalah
persembahan kami ini………uaghhhhhh (Datu menusukkan pisaunya kepada para
missionaries).
Samuel + Henry : aghhhhh …… (seketika itu juga kedua missionaries itu
rubuh)
Datu : Huaghahahahaha…..huaghahahaha,…..(Datu tertawa
dengan sangat puas)
Semua : Huaghahahahaha…………………….
Datu : Raja nami……Sekarang …..kau makanlah tubuh si
Bontar Mata ini, lalu kau bagikan kepada seluruh rakyat, setelah itu buang lah
bangkainya ke jurang yang dalam itu…..
Raja : Baik …..ompung Datu….. Pengawal!….. kerjakan………! Kau potong-potong
lah tubuh si Bontar Mata ini, kalian makan juga dan bagikan kepada rakyat ini.
Raja : Ayo ………….ompung….
(Raja dan Datu keluar dari panggung, diikuti oleh Para pengawal sambil membawa
mayat kedua missionaries itu).
Maka kedua missionaries
itupun mati terbunuh di Lobu Pining, satu kampung yang menjadi pintu masuk dari
Sibolga ke Tarutung dimana Raja Panggalamei Lumbantobing menjadi Raja di daerah
itu. Pada hari itu 6 Pebruari 1834 adalah hari paling kelabu berita
penginjilan di Tano Batak. Akan tetapi jauh di Benua Eropa tepatnya di di sebuah pulau Kecil Marsch Nortdstrand di
Jerman – pada hari itu juga, lahir kedunia seorang bayi yang kemudian diberi
nama Inger Ludwid Nomensen. Ia kemudian akan menjadi misiionaries yang hebat
dan paling terkenal bahkan dijuluk sebagaii rasulnya orang batak.
ADEGAN IV :
PDT.DR.INGER LUDWID NOMENSEN DATANG KE TANO BATAK
Prolog : Berita tentang
kematian kedua missionaries ini, beberapa tahun kemudian menjadi satu berita
yang hangat di Eropa, kematian mereka disebut-sebut karena dimakan orang Batak,
(Orang batak yang disebut sebagai kanibal ) menjadi salah satu motivasi yang
kuat untuk Nomensen segera datang menginjil ke tana batak. Tahun 1862 dibawah bendera badan Penginjilan
Misi Zending Gereja Protestan (Evangelissche kirche) dulunya RMG, yang
berkantor Pusat di Barmen, Jerman.
Setelah berlabuh di padang
Nomensen berangkat ke Sipirok. Di Sipirok, Nomensen mulai mempelajari budaya
dan bahasa Batak lebih mendalam. Sehingga akhirnya ia siap Berangkat masuk ke
hutan Sumatra ,. Bersama dengan beberapa teman
dan pembantunya ia menelusuri hutan Sumatra .
Panggung : Panggung mengambarkan
sebuah Pasar, tampak beberapa pengawal, juga masyarakat biasa yang sedang
berjualan… (Nomensen dan temannya masuk dan menemuai masyarakay yang sedang
asyik berjualan).
Nomensen : Horas
ma di hamu…….
Ibu-ibu
1 : Horas
juga untumu, bah…orang mananya kau ito? Beda kulihat matamu dan warna kuliatmu
Ibu-ibu 2 : Orang belanda si Bontar
Mata itu ya kau ito khan? Penjajah itu?
Nomensen : Bukan ibu…bukan… aku bukan
penjajah.. aku penginjil dari Jerman..
Ibu-ibu 1 : Kalau kau bukan
penjajah, untuk apa kau datang kesini?
Nomensen : Aku datang mau memberitakan
kabar tentang keselamatan manusia? Tentang kehidupan setelah kematian?
Ibu-ibu 2 : Tentang apa pula itu?
Nomensen : Tentang Yesus, Tuhan
Juruslamat dunia. Kalau ibu nanti meninggal, apa ibu tahu ibu jadi apa, dan
pergi kemana.
Ibu-ibu 1 : Ya menjadi tanahlah, roh
ku jadi begu……
Nomensen : Sesungguhnya tidak begitu
ibu, setelah kita mati masih ada fase kehidupan yang kedua….(belum selesai ia
berbicara, ia dikejutkan dengan suara para pengawal Raja).
Pengawal 1 : Hei……….kau Sibontar Mata…..apa
yang kau ajarkan kepada orang-orang ini, kau datang mau memata matai untuk
belanda ya. Kau pasti orang belanda!
Lae…(Menunjuk
pengawal 2) kau pergi sekarang, beritahukan kepada Raja ada sibontar mata yang
tertangkap masuk ke negeri kita ini…..cepat.
Pengawal 2 : baik, lae. (lalu pengawal 2
berlari dan pergi keluar panggung, tidak lama ia datang kembali bersama dengan
Raja, Raja sudah nampak lebih tua).
Semua : Horas Raja nami…………….
Raja : Horas ma di hamu,
aku dengar ada siBontar Mata masuk ke kampung kita………..
Pengawal 1 : Betul, Raja nami…. Ini
orangnya…. Katanya dia bukan mata-mata belanda, katanya dia seorang
penginjil……..
Nomensen : Saya bukan penjajah…, saya
bukan orang belanda….saya seorang penginjil dari Jerman
Raja : Apa itu
penginjil……….kau pasti mata-mata Belanda……tangkap dia….ikat di kayu borotan……
Pengawal……….kau panggil
dulu Ompung Datu Na Bolon….sekarang, cepat…….!
(pengawal 1 & 2
mengikat Nomensen dan temannya lalu membawa dia ke sebuah sudut panggung dan
mengikatnya ke sebuah tiang borotan, sementara pengawal 3 berlari keluar
panggung dan masuk kembal bersama dengan Ompung Datu).
Datu : Horas
ma di hamu…….
Semua : Horas ma Ompung……..
Datu : Ada apa ini Raja Panggalamei, kenapa
pengawalmu ini memanggil saya seperti orang sedang kesetanan, ada apa
itu?………siapa Si Bontar Mata ini?
Raja : Begini ompung, ada
si Bontar Mata masuk ke kampong kita ini….katanya dia bukan orang Belanda,,
katanya Dia seorang Penginjil dari Jerman….tapi aku curiga…dia pasti mata-mata
belanda….
Datu : kalau begitu, kita
bunuh saja dia….kita persembahkan saja darahnya kepada roh-roh ompung kita…..
Semua : betul….betul………….bunuh
saja dia…
Datu : Raja
nami, tolong dulu kau sediakan pisau yang tajam…..
Raja : pengawal!!!!..kalian
dengar kata ompung Datu, berikan pisau yang tajam itu kepada Ompung…
Nomensen : Tunggu
dulu……….tunggu….sebelum kalian membeunuh aku…aku mau katakana kepada
kalian…bahwa Tuhan akan melihat perbuatan kalian ini sebagai dosa besar….Tuhan
akan sedih kepada perbuatan kalian….kalian akan mati karena dosa-dosa
ini….Tuhan mengutus aku ke negri ini supaya kalian hidup…supaya kalian selamat
bukan untuk mati….Saudaraku dengarkanlah aku….aku hamba Tuhan Yesus….aku penginjil
keselamatan…
Datu : Ahhh…diam……… Kau
orang belanda, kau mata-mata belanda. Dan kau harus mati.
(Datu
mulai mempersiapkan dirinya untuk mempersembahkan Nomensen kepada roh-roh nenek
moyang – Di depannya nampak sebuah tampi berisi, jeruk purut dan bakaran
kemenyan dan daun sirih).
(kalau
ada gondang bisa dipaluh (dibunyikan).
Datu : Ompung mulajadi,
Ompung Penguasa bumi dan langit, Kami akan mempersembahkan darah Bolanda ini
kepadamu, lindungilah kami (lalu mengambil sikap hendak menusukkan pisaunya)
heakkk………………..
(tiba-tiba
terdengar suara petir menggelegar dan semua orang : Datu, Raja, Para pengawal dan warga jatuh tersungkur dan
terpelanting, hanya Nomensen dan temannya saja yang tetap berdiri teguh,
sementara tali yang mengikat tanggannya tiba-tiba lepas).
Lalu
terdengarlah alunan musik yang lembut
yang penuh dengan kedamaian. (boleh dipilih salah satu lagu dari KJ atau BE).
Nomensen : Saudara-saudaraku…….bangkitlah………(Nomensen
Berjalan menemui mereka yang terbaring tersungkur di lantai satu persatu,
mengangkat mereka sambil berkata-kata).. Tuhan tidak menginginkan kalian
melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya……Tuhan mengasihi kalian…Tuhan
Yesus telah mati di Kayu salib supaya kita semua orang-orang yang berdosa ini tidak mati akan tetapi bisa
menerima keselamatan dan kehidupan yang kekal.
Raja : tapi
kami telah mempuyai Tuhan yaitu Mulajadi Na Bolon.
Nomensen : Tapi kalian belum mengenal
Mulajadi Na Bolon itu, Mulajadi Na bolon itu, dialah Tuhan yang menciptakan
seluruh dunia ini dan isinya, juga manusia, Namanya adalah Tuhan Allah yang
Tritunggal, Dialah Tuhan Yesus, Dialah Bapa kita dan Dialah Roh yang berkuasa
diatas roh-roh yang diatas semua roh dan kekuatan dunia ini. Dialah yang dengan
kasihnya telah mengutus aku untuk menjadi
penginjil ketengah bangsa ini. Dia mengasihi kalian dan dia ingin kalian
selamat?
Datu : Lalu apa yang
harus kami lakukan supaya kami selamat?
Nomensen : Percayalah kepada Tuhan
Yesus, Kepada Allah kita, apakah kalian mau percaya?
Semua : Ya, kami percaya…………..
(musik
yang penuh dengan kemenangan terdengar membuat suasana menjadi harubiru, Nomensen lalu menumpangkan tangannya disetiap
kepada orang yang ada disitu, dan mulai mengajar bangsa itu).
Nomensen : (kemudian Nomensen
Berlutut, berdoa serta berikrar kepada Tuhan)
Ya
Tuhan Yesus, begitu besar kasihmu kepadaku……Engkau telah menyelamatkan aku,
Engkau telah memelihara hidupku. Inilah aku hambaMu. Aku berikrar dibawah kaki
langitmu.Di tempat ini, Aku berjanji, Hidup dan Matiku akan kepersembahakan
kepadamu untuk memberitakan Injil keselamatanMu.Di tengah-tengah bangsa inilah
aku akan Hidup dan mati untuk memberitakan InjilMu. Amin.
Semua : Semua pemain tampil
ke panggung bersama-sama menyanyikan sebuah lagu yang gembira.
Prolog : Akhirnya Nomensen
bisa memenangkan hati Raja-Raja di Tanah Batak, dia dengan kuasa Tuhan mulai
mengajar orang-orang Batak akan Firman Tuhan, bersama dengan
penginjil-penginjil lainnya, ia terus mengajar dan menginjili sampai
kepelosok-pelosok kampong sehingga semakin banyak orang batak yang
diselamatkan. HKBP, GKPI, GKPS dan gereja-gereja Batak lainnya adalah beberapa
gereja buah penginjilan Nomensen dan Penginjil-penginjil lainnya. Tuhan
memberkati
By : Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min.
Pemain :
1. Pdt.
Henry Lyman : Mengenakan pakaian putih
krem lengan panjang atau pakaian layaknya pendeta dari Amereka.
2. Pdt. Samuel Munson : Mengenakan pakaian
layaknya pakaian seorang petinggi kompeni, dengan topi bundarnya dan safari
krem.
3. Pdt. Inguer Ludwiq Nomensen, : mengenakan
pakaian hitam ddengan bet putih (layakanya pendeta jerman.
4. Raja : mengenakan kaus hitam yang ketat dan
bersendangkan ulos yang berkilauan. Juga memakai ulos yang diikatkan
dipinggang, juga memakai ulos di kepala sebagai ikat kepala.
5. Datu : Tidak memakai kaus, namun memakai ulos sampai
sebatas pinggang, memakai kalung dan gelang datu (dukun), ulos di kepala dan
memegang tongkat (Tunggal Panaluan)
6. Pengawal :
4 orang. Tidak memakai baju, memakai ulos
yang sampai ke pinggang, memagang tombak sebagai senjata.
7. ibu-ibu (warga) : 2 – 4 Orang , mamakai kaus hitam yang ketat.
Memakai ulos sampai menutupi dada, rambutnya disanggul.
8. Para Pengawal
Pdt. Samuel & Pdt Henry : ada 2
9. Penterjemah : 1 orang
10. Teman Nomensen : 1 orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar