Kamis, 12 September 2013

BERSYUKURLAH UNTUK KESELAMATAN KITA (1 Timoteus 1 : 12 – 17)

Renungan Untuk Cover Warta  :

BERSYUKURLAH UNTUK KESELAMATAN KITA
(1 Timoteus 1 : 12 – 17)

Anugerah (Grace) adalah tema utama Perjanjian Baru dan kunci untuk memahami isi pesan-pesan Perjanjian Baru, karena semua penulis Perjanjian Baru berbicara tentang keselamatan dan selalu menghubungkannya dengan anugerah Allah. Keselamatan kita dari dosa dan murka Allah adalah inisiatif Allah yang murah hati sejak permulaan jaman (2 Tim 1:9). Anugerah inilah yang sesungguhnya sejak dari semula ditawarkan Allah kepada manusia, mula-mula ia menawarkan nya  kepada bangsa-bangsa melalui Abraham, (bnd. Kejadian 12 : 2 – 3),: (12 : 2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.(12:3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.")
Akan tetapi ,anugerah yang ditawarkan Allah melalui Abraham dan keturunannya ini gagal di dalam memainkan perannya untuk membuka pintu keselamatan bagi bangsa-bangsa, bangsa Israel gagal melihat keselamatan yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Dengan kehadiran Kristus berita Anugerah itu dihidupkan kembali dan mencapai titik kesempurnaannya. Di dalam Dia,  Anugerah Allah menjadi nyata. Perjanjian baru mencatat berita ini : Kita diselamatkan oleh anugerah Allah, bukan oleh usaha kita (Efesus 2:8-9), Anugerah Allah mengajarkan kita untuk mengerjakan keselamatan kita di hadapan Allah dengan cara yang terhormat (Titus 2:11-12). Pujian terhadap anugerah Allah yang berkelimpahan itu adalah tujuan akhir dari keselamatan (Efesus 1:6).

Allah telah menganugerahkan kepada kita keselamatan yang tidak memandang kita akan siapa kita dulu, yang tiak memandang kita atas segala perbuatan dosa dan pelanggaran masa lalu kita. Allah melihat hati kita yang mau menerima anugerah yang ditawarkannya. Allah melihat iman kita yang menyakininya sebagai Anak Allah yanng diutus Bapa untuk misi keselamatan umat manusia. Ia mengasihi kita saat kita masih di dalam keadaan penuh dengan cela dan dosa, bukan di saat kita merasa benar dan merasa telah melakukan amal dan ibadah. Oleh karena itu layaklah kita bersyukur dan memuliakannya. Layaklah kita meninggikannya, layaklah ia menerima hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya.

Ada banyak contoh di dalam Alkitab yang bisa menjadi pedoman dan teladan hidup kita bagaimana kita seharusnya bersyukur buat anugerah Tuhan,  Paulus adalah salah satu tokoh dan pribadi yang ”diperbaharui Tuhan”, pribadi yang paling merasakan anugerah Tuhan di dalam hidupnya. Ia ditangkap Tuhan disaat ia sedang melakukan perbuatan ”dosa” yang besar. Ia menganiaya dan menghujat Tuhan. Namun Tuhan memperbaruhinya dan membuatnya berharga dimataNya. Bukankah hal yang luar biasa bahwa Allah memilih orang Farisi yang paling fanatik ini dan menjadikannya salah satu lambang terbesar akan anugerah? Paulus berkata bahwa Allah telah memilihnya supaya orang-orang dapat belajar melalui dia—ia yang adalah seorang pembunuh dan penganiaya jemaat—mampu diselamatkan Allah, terlebih-lebih kita.
Allah yang menangkap Paulus dan menganugerahkan kepadanya keselamatan, Dia jugalah yang sekarang menyapa kita, ia menangkap kita dan menanugerahkan kepada kita keselamatan. Oleh karena itu selayaknyalah kita bersyukur kepadaNya. Kita dibenarkan hanya karena kasih karuniaNya semata.  Demikianlah  seluruh lidah akan mengaku dan seluruh lutut akan bertelut memuliakan Tuhan atas kasih karunia itu. Amin.  

Pdt.Bernard H. Pasaribu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar