Renungan Untuk Cover
Warta :
BERSYUKURLAH
UNTUK KESELAMATAN KITA
(1
Timoteus 1 : 12 – 17)
Anugerah (Grace) adalah
tema utama Perjanjian Baru dan kunci untuk memahami isi pesan-pesan Perjanjian
Baru, karena semua penulis Perjanjian Baru berbicara tentang keselamatan dan
selalu menghubungkannya dengan anugerah Allah. Keselamatan kita dari dosa dan murka Allah
adalah inisiatif Allah yang murah hati sejak permulaan jaman (2 Tim 1:9).
Anugerah inilah yang sesungguhnya sejak dari semula ditawarkan Allah kepada
manusia, mula-mula ia menawarkan nya
kepada bangsa-bangsa melalui Abraham, (bnd. Kejadian 12 : 2 – 3),: (12 :
2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta
membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.(12:3) Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat
berkat.")
Akan
tetapi ,anugerah yang ditawarkan Allah melalui Abraham dan keturunannya ini
gagal di dalam memainkan perannya untuk membuka pintu keselamatan bagi
bangsa-bangsa, bangsa Israel
gagal melihat keselamatan yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Dengan
kehadiran Kristus berita Anugerah itu dihidupkan kembali dan mencapai titik
kesempurnaannya. Di dalam Dia, Anugerah
Allah menjadi nyata. Perjanjian baru mencatat berita ini : Kita diselamatkan
oleh anugerah Allah, bukan oleh usaha kita (Efesus 2:8-9), Anugerah Allah
mengajarkan kita untuk mengerjakan keselamatan kita di hadapan Allah dengan
cara yang terhormat (Titus 2:11-12). Pujian terhadap anugerah Allah yang
berkelimpahan itu adalah tujuan akhir dari keselamatan (Efesus 1:6).
Allah telah menganugerahkan kepada kita keselamatan
yang tidak memandang kita akan siapa kita dulu, yang tiak memandang kita atas
segala perbuatan dosa dan pelanggaran masa lalu kita. Allah melihat hati kita
yang mau menerima anugerah yang ditawarkannya. Allah melihat iman kita yang
menyakininya sebagai Anak Allah yanng diutus Bapa untuk misi keselamatan umat
manusia. Ia mengasihi kita saat kita masih di dalam keadaan penuh dengan cela
dan dosa, bukan di saat kita merasa benar dan merasa telah melakukan amal dan
ibadah. Oleh karena itu layaklah kita bersyukur dan memuliakannya. Layaklah
kita meninggikannya, layaklah ia menerima hormat dan kemuliaan sampai
selama-lamanya.
Ada banyak contoh di dalam Alkitab yang bisa menjadi
pedoman dan teladan hidup kita bagaimana kita seharusnya bersyukur buat
anugerah Tuhan, Paulus adalah salah satu
tokoh dan pribadi yang ”diperbaharui Tuhan”, pribadi yang paling merasakan
anugerah Tuhan di dalam hidupnya. Ia ditangkap Tuhan disaat ia sedang melakukan
perbuatan ”dosa” yang besar. Ia menganiaya dan menghujat Tuhan. Namun Tuhan
memperbaruhinya dan membuatnya berharga dimataNya. Bukankah hal yang luar biasa
bahwa Allah memilih orang Farisi yang paling fanatik ini dan menjadikannya
salah satu lambang terbesar akan anugerah? Paulus berkata bahwa Allah telah
memilihnya supaya orang-orang dapat belajar melalui dia—ia yang adalah seorang
pembunuh dan penganiaya jemaat—mampu diselamatkan Allah, terlebih-lebih kita.
Allah
yang menangkap Paulus dan menganugerahkan kepadanya keselamatan, Dia jugalah
yang sekarang menyapa kita, ia menangkap kita dan menanugerahkan kepada kita
keselamatan. Oleh karena itu selayaknyalah kita bersyukur kepadaNya. Kita
dibenarkan hanya karena kasih karuniaNya semata. Demikianlah seluruh lidah akan mengaku dan seluruh lutut
akan bertelut memuliakan Tuhan atas kasih karunia itu. Amin.
Pdt.Bernard H. Pasaribu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar