Kamis, 12 September 2013

Ucapan Syukur atas Kasih Karunia Allah (1 Timoteus 1: 12 - 17 )

Bahan Sermon Parhalado Full Timer Distrik XVII IBT REGIO JATIM
Nas  Evangelium : 1 Timoteus 1 :  12 – 17
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“ BERSYUKURLAH ATAS KESELAMATAN KITA ”

Pengantar
Surat 1 Timotius, 2 Timotius, dan Titus biasa disebut sebagai surat pastoral Paulus kepada anak-anak rohaninya, yang ia percayai dan utus untuk menggembalakan jemaat Tuhan di tempat masing-masing. Timotius melayani jemaat di Efesus, sedangkan Titus di pulau Kreta. Dalam surat-surat ini, Paulus menasihati, memberikan instruksi, mewanti-wanti mereka dalam menggembalakan, mengajar, dan mendisiplin jemaat masing-masing.
Latar belakang. Perkenalan Paulus dengan Timotius dicatat di Kis. 16:1-3. Di situ, Timotius muda dipercaya Paulus untuk ikut dalam pelayanan misinya yang kedua (Kis. 15:36-18:22). Melalui pelayanan inilah, Timotius bertumbuh menjadi murid dan anak rohani Paulus. Ada penafsir yang berpendapat bahwa 1 Timotius ditulis Paulus sesudah masa pelayanannya yang dicatat di Kisah Para Rasul. Menurut tradisi, selepas dari pemenjaraan di Roma, Paulus kembali ke Efesus, yang didirikannya pada perjalanan misi ketiga (Kis. 19:1-12) dan beberapa kota lainnya, sebelum pergi ke Spanyol (Roma 15:24). Paulus kemudian mengutus Timotius untuk menjadi gembala di Efesus. Dalam perjalanan misi terakhirnya ini, Paulus menuliskan 1 Timotius ini untuk mendorong dan menguatkan anak rohaninya ini yang rupanya merasa terlalu muda untuk menjadi pemimpin (1Tim. 4:12). Timotius yang muda harus memimpin jemaat di sebuah kota besar seperti Efesus dengan berbagai permasalahannya. Di Efesus terdapat kuil besar tempat penyembahan kepada Dewi Diana, dewi seksual pelindung kaum wanita. Dapat dibayangkan dengan jemaat yang berlatar belakang kekafiran ini, berapa besar godaan moral dan penyimpangan agama yang dihadapi jemaat. Belum lagi ajaran-ajaran agama Yahudi yang masuk bercampur aduk dengan kepercayaan mistis seperti percaya pada dongeng-dongeng, silsilah-silsilah, pantangan makan makanan tertentu, dsb.
Dalam perikop kita ini, kita melihat kasih karunia Allah sebagai salah satu unsure yang sentral dalam surat-surat Pastoral, seperti dalam surat-surat Paulus lainnya

Keterangan Nas
Ayat 12 :  Aku bersyukur kepada Dia – dengan awalan ini, Paulus hendak menyatakan bahwa seluruh keselamatan dan keberhasilan hidupnya berasal dari Kristus. Bukan berdasarkan kekuatannya sendiri, melainkan kassih karunia Kristus yang bekerja dalam hidupnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kata-kata Dia yang menguatkan aku.
Karena ia mengganggap aku setia, ini bukan karena penilaian masa lalu Paulus, karena masa lalunya adalaj amat buruk sebagai penganiaya orang kristen, tetapi ini semata-mata karena keputusan Allah yang berdaulat untuk meletakkan kepercayaan itu kepada Paulus tanpa satu kondisi apapun dari pihak Paulus. Allah berkenan memakai Paulus dalam keadaaanya yang lemah untuk menjadi Rasul. (bnd. 1 Korintus 7 : 25)

Ayat 13  : Aku yang tadinya seorang penghujat............
Dengan nas ini ia menyadari bahwa anugerah Tuhan yang begitu besarlah yang mendorong ia selalu mengucap syukur. Ia tahu siapa dirinya, bahwa ia adalah seorang yang tadinya tidak layak untuk menerima anugerah itu. Ia adalah seorang penghujat dan penganiaya. Penghujat berarti orang yang mengatakan hal-hal yang buruk tentang yang suci, hal ini dilakukan Paulus, ketika ia menentang Nama Yesus (Kisah 26 : 9). Dulu ia menghina Kristus. sedangkan ‘penganiaya’ dan ‘orang ganas’  menunjukkan bahwa ia dahulu adalah seorang penganiaya dan bahkan pembunuh orang kristen (bdk. Kis 7:58  8:1a  9:1-2,5,13-14  22:3-5  26:4-12  Fil 3:6).
Ia sadar bahwa ia adalah pendosa, namun ia melakukan itu termasuk di dalam melawan Tuhan Yesus dalam kebutaan rohani, yaitu di luar iman. Kata-kata ‘semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman’ dalam ayat ini menunjukkan bahwa sekalipun Paulus menganiaya dan menghujat, tetapi ia tidak sampai menghujat Roh Kudus (bdk. Mat 12:31-32), karena ia melakukan semua itu tanpa pengetahuan, atau di luar iman.  Dalam kasus Paulus ini, ketika ia melakukan penganiayaan, ia mengira bahwa ia sedang melayani Tuhan (Kis 26:9-10 bdk. Yoh 16:2).

Ayat 14  :  Malah kasih karunia Tuhan kita telah dikaruniakan dengan limpahnya......
Berlimpahnya kasih karunia Allah pada latar belakang banyaknya dosa manusia, adalah pemikiran yang khas dari surat-surat Paulus (Paulinis) (bnd. Roma 5 : 20). Kasih karunia yang besar itu pertama-tama menghasilkan iman (Efesus 2 : 8) ia akan terus menghasilkan buah-buah kebaikan rohani lainnya sebagai karunia-karunia roh (Bnd. 1 Korintus 12 : 31). Kasih karunia yang dari Yesus Kristus itu juga akan mendorong kita untuk mengasihi Allah dan sesama. Pembaharuan ini hanya mungkin terjadi didalam persekutuan dengan Yesus Kristus.

Ayat 15 :  Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa
Nas ini menunjukkan bahwa setiap orang berdosa membutuhkan keselamatan, dan kalau tidak mendapatkannya, mereka akan terhilang / masuk ke neraka selama-lamanya! Nas ini juga secara tidak langsung hendak menyatakan jikalau Yesus tidak datang ke dunia, maka umat manusia tidak akan bisa selamat. Kalau memang sudah ada atau akan ada jalan keselamatan yang lain, apa perlunya Yesus datang ke dalam dunia, menderita dan mati disalib untuk menebus dosa? Hanya untuk memberikan tambahan jalan satu lagi padahal sudah ada banyak jalan? Itu bodoh dan konyol. Yang benar adalah: karena tidak ada jalan untuk selamat, maka Yesus datang ke dalam dunia dan mati disalib untuk menebus dosa, supaya tersedia satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia!  Kristus datang untuk menyelamatkan orang berdosa, bukan orang baik (bdk. Mat 9:9-13). Sebetulnya, ditinjau dari standard Allah, yaitu Kitab Suci, tidak ada orang baik (Roma 3:10-12,23). Tetapi ada banyak orang, yang sekalipun berdosa, tetapi tidak merasakan dosa-dosanya. Orang seperti ini tidak bisa diselamatkan (bdk. Luk 18:9-14  Yoh 9:39-41).
Menurut Thomas Carlyle : “The deadliest sins were the consciousness of no sin” (= Dosa yang paling mematikan adalah ketidaksadaran akan adanya dosa) -  ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 605.
Martin Luther: “The recognition of sin is the beginning of salvation” (= Pengenalan akan dosa adalah permulaan / awal keselamatan) -  ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 607.
Kata-kata ‘menyelamatkan orang berdosa’ (bdk. Mat 1:21) mencakup penebusan dan pengampunan dosa, dan juga pembebasan dari perbudakan dosa (Roma 7:24-25  Gal 5:1  Yoh 8:34-36  1Pet 2:24).
Paulus mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling berdosa. Paulus mengatakan bahwa dari semua orang berdosa untuk siapa Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan, dia adalah yang terbesar dosanya akan tetapi Sekalipun Paulus begitu jahat ia tetap diselamatkan (ay 13b,15,16a).

Ayat 16 : Keselamatan Paulus adalah contoh keselamatan kita,  Kalau Paulus bisa diselamatkan, kitapun bisa diselamatkan
Ayat ini  menunjukkan bahwa Paulus telah menjadi contoh bahwa orang yang sangat berdosapun bisa diselamatkan asal mau datang kepada Yesus. Kalau orang seperti Paulus yang sudah melakukan “dosa yang sangat besar sekalipun” bisa diselamatkan, maka kita juga bisa, asal kita mau datang kepada Yesus.

Ayat 17  Paulus memuji Tuhan. Ayat ini mengingatkan kita pentingnya memuji Tuhan, karena pada umumnya orang kristen terlalu banyak meminta dan bersungut-sungut, tetapi kurang dalam memuji Tuhan, padahal sudah mendapatkan keselamatan. Marilah kita lebih banyak merenungkan keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita, dan juga ketidak-layakan kita untuk diselamatkan, supaya kita bisa lebih banyak bersyukur dan memuji Tuhan.

Penutup & Aplikasi
1.  Kalau kita merasa bahwa kita belum diselamatkan, mari kita datang kepada Tuhan Yesus. Kalau kita merasa bahwa kita sudah menerima anugerah keselamatan itu, bertumbuhlah didalam kasih karunia Tuhan kita itu dan jangan lagi melakukan dosa-dosa dan pelanggaran yang menyebabkan kita menjadi kembali tercemar. Akan tetapi bertambah sempurnalah didalam pertumbuhan iman kita  supaya hidup dan pelayanan kita bisa lebih menyenangkan dan lebih memuliakan Tuhan.


2. Kita dibenarkan bukan karena segala perbuatan baik kita , bukan pula karena hebatnya segala usaha dan ibadah kita, akan tetapi semata-mata karena anugerah Tuhan. Anugerah ini dicurahkan kepada setiap orang yang mau menerimanya tanpa memandang besar atau kecilnya kesalahan dan pelanggaran kita. Ia menganugerahkan keselamatan itu kepada setiap orang yang membutuhkannya yaitu kepada setiap orang yang mengaku dosa-dosanya dan yang datang memohon pengampunan dari Tuhan. Oleh karena itu layaklah kita mengapresiasi segala kasih karunia ”pengampunan dan penebusan Tuhan ” itu dengan ucapan syukur dan pujian kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar