Jumat, 28 Februari 2014

Berdirilah Teguh, Jangan Takut (Matius 17 : 1 - 9)

Renungan untuk warta minggu, 02 Pebruari 2014
Nas : Matius 17 : 1 – 9
-----------------------------------
BERDIRILAH, HADAPILAH TANTANGAN & JANGAN TAKUT

Peristiwa Transfigurasi (perubahan rupa Yesus) yang sedang terjadi di Bukit Tabor sebagaimana yang terurai di dalam nas ini, adalah sebuah peristiwa yang luar biasa dan mulia. Yesus dalam rupa IlahiNya bertemu dengan Musa dan Elia di dalam tubuh barunya yaitu dengan tubuh surgawinya muncul dengan penuh bercahaya, bercakap-cakap dan berbicara dengan Tuhan Yesus untuk membicarakan hal-hal yang segera akan terjadi. Ada banyak pertanyaan yang bisa muncul dari pertemuan ini baik di kalangan teolog demikian juga jemaat awam. Kenapa Musa dan Elia yang bertemu dengan Yesus? Bagaimanakah rupa manusia-manusia benar setelah ia mati, bagaimana pula rupa manusia-manusia berdosa setelah ia mati. Adalah kemungkinan pertemuan dan komunikasi antara orang-orang yang hidup dengan yang mati?

Peristiwa Transfigurasi adalah suatu peristiwa mulia dan menakjubkan dimana orang-orang benar dan percaya bisa melihat kemuliaan yang akan diterimanya sebagai anugerah Tuhan setelah kematian, yaitu suatu kehidupan baru dalam rupa yang baru yang mengenakan tubuh yang baru yang tidak fana yaitu Tubuh Surgawi yang kekal. Suatu keadaan dimana tidak ada lagi sakit penyakit maupun kesusahan serta derita. Petrus, Yohanes dan Yakobus melihat kemuliaan itu sedemikian rupa sehingga spontanitas kemanusiaannya ingin memiliki dan mempertahankan kemuliaan itu.
Tanpa berpikir panjang Petrus mengeluarkan statement yang sesungguhnya bertentangan dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Pengajaran-pengajaran Yesus sebelumnya telah mengajak murid-muridnya untuk siap dan siaga menghadapi kesulitan dan penderitaan yang akan segera terjadi sebagai bagian penggenapan misi Sang Mesias. Namun dengan peristiwa mulia ini Petrus tidak mampu mengendalikan dirinya untuk berdiam diri menikmati kemuliaan itu  dan mendengarkan apa yang sedang “direncanakan Tuhan” tetapi ia sendiri langsung “berbicara” dan membuat rencananya sendiri. Itulah yang tidak berkenan dihadapan  Tuhan. Tuhan mengajak mereka turun dan menghadapi segala hal yang segera terjadi, bukan menghindar dari penderitaan itu.
Dengan nas ini , Tuhan memberikan teladan bagi kita Ketika penderitaan dan pergumulan datang, satu hal yang pertama yang Tuhan Yesus lakukan adalah  menenangkan diri, berdiam  untuk berdoa. Ia tidak mengeluh dan mengoceh terlalu banyak, ia juga tidak bersungut-sungut dan menyalahkan, Ia juga tidak mencari aman dan menghindar. Namun ia menjalani dengan penyerahan total kepada BapaNya sehingga BapaNya menguatkanNya dengan menghadirkan peristiwa tarsfigurasi ini.

Demikianlah firman ini mengajak kita untuk mampu menguasi diri dan menenangkan diri ketika pergumulan dan penderitaan hadir di dalam hidup kita.  karena dengan berdiam diri dan berdoa kita bisa mendengarkan suara Tuhan. Janganlah bersungut-sungut dan banyak bicara. Berilah ruang kepada Tuhan untuk berbicara kepada kita sehingga mata kita bisa melihat campur tangan Tuhan memberikan jalan keluar kepada kita menghadapi segala pergumulan itu. Jangan takut dan gentar, tetapi berdirilah teguh untuk menghadapinya, karena Tuhan berjalan bersama dengan kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar