Renungan untuk warta
minggu, 02 Pebruari 2014
Nas : Matius 17 : 1 – 9
-----------------------------------
BERDIRILAH,
HADAPILAH TANTANGAN & JANGAN TAKUT
Peristiwa Transfigurasi (perubahan
rupa Yesus) yang sedang terjadi di Bukit Tabor sebagaimana yang terurai di dalam
nas ini, adalah sebuah peristiwa yang luar biasa dan mulia. Yesus dalam rupa IlahiNya
bertemu dengan Musa dan Elia di dalam tubuh barunya yaitu dengan tubuh surgawinya
muncul dengan penuh bercahaya, bercakap-cakap dan berbicara dengan Tuhan Yesus
untuk membicarakan hal-hal yang segera akan terjadi. Ada banyak pertanyaan yang
bisa muncul dari pertemuan ini baik di kalangan teolog demikian juga jemaat
awam. Kenapa Musa dan Elia yang bertemu dengan Yesus? Bagaimanakah rupa
manusia-manusia benar setelah ia mati, bagaimana pula rupa manusia-manusia
berdosa setelah ia mati. Adalah kemungkinan pertemuan dan komunikasi antara
orang-orang yang hidup dengan yang mati?
Peristiwa Transfigurasi adalah suatu peristiwa mulia
dan menakjubkan dimana orang-orang benar dan percaya bisa melihat kemuliaan yang
akan diterimanya sebagai anugerah Tuhan setelah kematian, yaitu suatu kehidupan
baru dalam rupa yang baru yang mengenakan tubuh yang baru yang tidak fana yaitu
Tubuh Surgawi yang kekal. Suatu keadaan dimana tidak ada
lagi sakit penyakit maupun kesusahan serta derita. Petrus, Yohanes dan Yakobus
melihat kemuliaan itu sedemikian rupa sehingga spontanitas kemanusiaannya ingin
memiliki dan mempertahankan kemuliaan itu.
Tanpa berpikir panjang
Petrus mengeluarkan statement yang sesungguhnya bertentangan dengan apa yang
dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Pengajaran-pengajaran Yesus sebelumnya telah
mengajak murid-muridnya untuk siap dan siaga menghadapi kesulitan dan penderitaan
yang akan segera terjadi sebagai bagian penggenapan misi Sang Mesias. Namun dengan
peristiwa mulia ini Petrus tidak mampu mengendalikan dirinya untuk berdiam diri
menikmati kemuliaan itu dan mendengarkan
apa yang sedang “direncanakan Tuhan” tetapi ia sendiri langsung “berbicara” dan
membuat rencananya sendiri. Itulah yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Tuhan mengajak mereka turun dan
menghadapi segala hal yang segera terjadi, bukan menghindar dari penderitaan
itu.
Dengan nas ini , Tuhan
memberikan teladan bagi kita Ketika penderitaan dan pergumulan datang, satu hal
yang pertama yang Tuhan Yesus lakukan adalah menenangkan diri, berdiam untuk berdoa. Ia tidak mengeluh dan mengoceh
terlalu banyak, ia juga tidak bersungut-sungut dan menyalahkan, Ia juga tidak
mencari aman dan menghindar. Namun ia menjalani dengan penyerahan total kepada
BapaNya sehingga BapaNya menguatkanNya dengan menghadirkan peristiwa
tarsfigurasi ini.
Demikianlah firman ini
mengajak kita untuk mampu menguasi diri dan menenangkan diri ketika pergumulan
dan penderitaan hadir di dalam hidup kita. karena dengan berdiam diri dan
berdoa kita bisa mendengarkan suara Tuhan. Janganlah bersungut-sungut dan banyak
bicara. Berilah ruang kepada Tuhan untuk berbicara kepada kita sehingga mata
kita bisa melihat campur tangan Tuhan memberikan jalan keluar kepada kita
menghadapi segala pergumulan itu. Jangan takut dan gentar, tetapi berdirilah
teguh untuk menghadapinya, karena Tuhan berjalan bersama dengan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar