Pada hari Jumat Agung,
setelah selesai ibadah pagi, umat Kristen melaksanakan ibadah saat teduhuntuk memperingati
detik-detik kematian Tuhan Yesus Kristus (Toba: Marulaon Na Hohom) yang
dilaksanakan pada pukul 14.00.
I. Persiapan.
Setelah Tuhan Yesus
menjalani dakwaan dari berbagai pihak… Ia dijatuhi hukuman mati dengan cara
disalibkan… Tempatnya pun sudah ditentukan: ya… Bukit Golgota… Di sepanjang
jalan menuju Golgota… entah berapa banyak caci-maki, hinaan, cambukan bahkan
lemparan batu yang harus Ia terima… Ia berdarah, lemah dan sekarat… Pernahkah
kita menyadari, bahwa seharusnya kitalah yang menanggung semuanya itu. Seandainya Ia
tidak menjalani semua itu, apa yang dapat manusia lakukan untuk memperoleh
kemurahan dan kebaikan Bapa? Tidak ada!
Kini saatnya bagi kita
untuk mengucap syukur kepada-Nya atas segala kasih dan pengorbanan yang telah
Ia lakukan demi menebus dosa-dosa kita… marilah kita merenung sejenak dalam
saat yang teduh… mengaku dosa di hadapan-Nya dengan penyesalan yang sungguh
disertai tekad untuk membarui diri agar kita berkenan bagi-Nya…
(berdoa dalam hati masing-masing)
II. Ibadah.
01.
Bernyanyi BE No. 416:1-2 “Tu JoloM O
Debatangku”
(jemaat berdiri)
1. Tu joloM o Debatangku! Sai use do
rohangkon.
Sai pasiat tangiangku, dohot iluilungkon.
2. Husolsoli do rohangku, na gok dosa i tongtong;
Ai godang ariaringku, na hubahen
ambolong.
02. Responsoria :
Yesaya 52:13-53:8
(P = Pendeta, J =
Jemaat, I = Ibu, B = Bapak)
P : Di dalam nama Allah Bapa, dan Tuhan Yesus
Kristus, dan Roh Kudus, kami hampiri tahta-Mu yang kudus dan mulia itu...
bersembah sujud memohon agar Engkau menguduskan dan memulihkan hidup kami…
Sesungguhnya, hamba-Ku akan
berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Seperti banyak orang
akan tertegun melihat dia – begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi,
dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi – demikianlah ia akan membuat
tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia;
sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang
tidak mereka dengar akan mereka pahami.
J : Siapakah yang percaya kepada berita yang
kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
P : Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN
dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak
ada, sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita
menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan
dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup
mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
I : Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia
kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
P : Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
B : Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan
kepadanya kejahatan kita sekalian.
P : Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri
ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
J : Sesudah
penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang
memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena
pemberontakan umat-Ku ia kena tulah…
“Ya Bapa, yang baik. Ampunilah kami,
Kasihani kami, Berkati kami.” Amen.
03. Bernyanyi KJ.
No. 368:1-2 “Pada Kaki SalibMu”
(duduk)
04. Pembacaan: (Yoh. 19:16-17, Luk. 23:27-31)
Akhirnya
Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima
Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat
Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.
Sejumlah
besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan
meratapi Dia. Yesus berpaling pada mereka dan berkata: “Hai puteri-puteri
Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri
dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah
perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya
tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada
gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! Dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!
Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan
terjadi dengan kayu kering?
05. Bernyanyi BE. No. No.
520:1 “Partangisan Do Hape”
1. Partangisan
do hape, anggo hasiangan on.
Holso, arsak, sahit pe, sai manosak do tongtong.
Ingkon songgop hamatean, tu sudena jolma i.
Ai sude do na manean uhum ala dosa i.
06. Pembacaan: (Luk.
23:26;32-34a, Yoh. 19:19-24)
Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon
dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas
bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Dan
ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati
bersama-sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di Golgota, mereka menyalibkan
Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah
kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Dan
Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya:
“Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” Banyak orang Yahudi yang membaca
tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan
kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani.
Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: “Jangan engkau menulis:
Raja orang Yahudi, tetapi tulislah seperti yang Ia katakan: Aku adalah Raja
orang Yahudi.” Jawab Pilatus: “Apa yang kutulis, tetap tertulis!”
Sesudah
prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu
membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian – dan
jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya
satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain:
“Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita
membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya
supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi
pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.”
07. Bernyanyi KJ. No.
183:2 “Menjulang Nyata Atas Bukit
Kala”
08. Pembacaan: (Mat.
27:39-43, Luk. 23:39-43)
Orang-orang
yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala mereka
berkata: “Hai engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau
membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu, jikalau Engkau
Anak Allah, turunlah dari salib itu!” Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka
berkata: “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan
percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah
menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata:
“Aku adalah Anak Allah.”
Seorang
dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau
adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor
dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau
menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima
balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat
sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau
datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
hari ini juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
09. Bernyanyi BE. No.
412:1-2 “Ndi Di Dolok Adui”
1. Ndi
di dolok adui silang ni
Tuhanki, sap mudar, sap tijur do i.
Jesus mate di si, asa malum dibaen, sude angka gondok roha i.
Reff : Dibaen i, tung holong rohangki, mida silang di golgota i.
Hupasolhot diringku tu si.
Dompak surgo pardalananki.
2.
Dileai
jolma i silang ni Tuhanki, hape, haluaon do i.
Nang godang dosangki alai sesa do i, dibaen mudar na durus di si.
Reff : Dibaen i, tung holong
………………….
10. Pembacaan : (Mrk.
15:25-26, Yoh. 19:25-27)
Hari
menunjukkan jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa Ia dihukum
disebut pada tulisan yang terpasang di situ: “Raja orang Yahudi”.
Dan
dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan
maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya
disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian katanya
kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!’ Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di
dalam rumahnya.
11. Bernyanyi KJ. No.
172:1+4 “Lihat Bunda Yang Berduka”
12. Pembacaan: (Mat.
27:45-47, Yoh. 19:28-30, Luk.23:46)
Mulai
jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira
jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?”
Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Mendengar itu,
beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Ia memanggil Elia.”
Sesudah
itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia –
supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci – “Aku haus!” Di situ ada
suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah
dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut
Yesus.
Sesudah
Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Yesus
berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan
nyawa-Ku!” dan sesudah berkata demikian, Ia menyerahkan nyawanya.
(Berdoa dalam hati masing-masing. Lonceng berbunyi sebanyak 7 kali.)
13. Bernyanyi BE. No.
508:1-2 “Sai Patogu”
1. Sai
patogu rohangki, ale Jesus Tuhanki.
Golom dohot tanganMi, au dipardalananki.
Molo loja au dison, pargogoi au tongtong.
Dok tu au: “Hutogu pe ho tu surgo i muse.”
2. Mian ma di lambungki, molo ro ujian i.
Unang loas ganggu au, sian sinondangMu dao.
Molo maol dalan i, jala ponjot rohangki.
Dok tu au: “Hutogu pe ho tu surgo i muse.”
14. Pembacaan: (Mat.
15:51-52;54-55, Luk. 23:48)
Dan
lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas ke bawah dan terjadilah gempa
bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak
orang kudus yang telah meninggal bangkit.
Kepala
pasukan dan prajurit-prajurit yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika
mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh,
Ia ini adalah Anak Allah.” Dan ada di situ banyak perempuan yang
melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang meng-
ikuti
Yesus dari galilea untuk melayani Dia. Dan sesudah seluruh orang banyak, yang
datang berkerumun di situ, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka
sambil memukul-mukul diri.
15. Bernyanyi KJ. No.
35:1 “Tercurah Darah
Tuhanku”
16. Pembacaan: (Yoh.
19:31-37)
Karena
hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak
tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu adalah hari yang besar –
maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya
kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya di turunkan. Maka datanglah
prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang
lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai
kepada Yesus dan melihat Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi
seorang di antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera
mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang
memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia
mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya
genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan
dipatahkan.”
17. Bernyanyi KJ. No.
170:3 “Kepala Yang Berdarah”
18. Pembacaan: (Mat.
27:57-59a, Yoh. 19:38-42, Luk. 23:55, Mrk. 15:46c)
Menjelang
malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah
menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus.
Pilatus memerintahkan untuk meyerahkannya kepadanya. Dan Yusuf pun mengambil mayat
itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam
kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira
lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan
kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila
menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan
dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan
seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tak
jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.
Dan
perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut
serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Kemudian
digulingkanlah sebuah batu ke pintu kubur itu.
19. Bernyanyi BE.
No. 81:1+6 “Aha Ma Endehononku”
1. Jesus
mual ni ngolungku, Sipangolu tondingki.
Ai dibunu Ho musungku, i ma hamatean i.
Ho manaoni hamagoan, patupahon hangoluan.
Ala ni hupuji Ho, tung marribu hali do.
6. Sai pinuji ma GoarMu ala ni na bernit i.
Dohot ala ni mudarMu
Jesus, na nilehonMi.
Lao pasaehon dosanami, asa unang mago hami.
Ho hupuji ala ni, salelenglelengna i.
20. Pembacaan:
(Mat.27:62-66)
Keesokan
harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: “Tuan,
kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari
Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari
yang ketiga; jika tidak murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu
mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga
penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.”
Kata Pilatus kepada mereka: “Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah
kubur itu sebaik-baiknya” Maka pergilah mereka dan dengan bantuan
penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.
21. Bernyanyi KJ. No.
41:1+4 “Terbukalah Sorga”
22. Khotbah.
23. Bernyanyi BE. No.
539:1+3 “Sai Hutagam Do Tuhanku”
1. Sai hutagam do Tuhanku, sai masihol
rohangki.
Di haroro ni Tuhanku, songon na nidokNa i.
Reff : Sai mardongan olop-olop, huriaM managam Ho
Maranata, ro, o, Tuhan. Amen sai tibu ma
ro.
23. Sai rade ale tondingku, tagam
panjouonNa i.
Sai tu langitan manomu, ho di Jesus, Tuhanmi.
Reff : Sai mardongan olop-olop,………………
24. Doa Bapa Kami.
(jemaat berdiri)
25. Berkat – Amin… Amin… Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar